Cannavaro: Milan Cari Penebusan, Bologna Kejar Sejarah di Final Coppa Italia

Fabio Cannavaro

AC Milan akan bertemu Bologna di final Coppa Italia pada 14 Mei 2025, pukul 21.00 CEST, di Stadion Olimpico, Roma. Fabio Cannavaro, mantan kapten Italia dan pelatih Dinamo Zagreb, menganalisis laga ini untuk La Gazzetta dello Sport. Ia menyebut Milan mencari penebusan setelah musim buruk, sementara Bologna ingin menulis sejarah dengan trofi pertama sejak 1974. Kemenangan akan mengamankan tiket Europa League, krusial bagi kedua tim yang berada di luar zona Eropa di Serie A.

Analisis Cannavaro Menjelang Final Coppa Italia 2025

Cannavaro menilai Milan, di bawah Sergio Conceicao, ingin menebus musim yang mengecewakan. Posisi kesembilan di Serie A dan kegagalan lolos Liga Champions mencoreng reputasi klub. “Milan punya sejarah besar, final ini kesempatan untuk bangkit,” katanya. Kemenangan 3-1 atas Bologna di Serie A pada 9 Mei, dengan gol Santiago Gimenez dan Christian Pulisic, menunjukkan potensi tim.

Bacaan Lainnya

Sebaliknya, Bologna, asuhan Vincenzo Italiano, mengejar sejarah. Mereka belum pernah juara Coppa Italia sejak 1974. Cannavaro memuji perkembangan Bologna, yang mencapai semifinal Liga Champions musim ini. “Bologna ingin mengukir nama mereka, ini momen besar,” ujarnya. Namun, ia menilai pengalaman Milan di final memberi sedikit keunggulan.

Kekuatan Milan: Leao dan Pulisic

Milan mengandalkan Rafael Leao dan Christian Pulisic di sayap. Leao, yang kembali dari skorsing, mencetak 23 gol dan 17 assist sejak musim lalu. Pulisic, dengan 11 gol Serie A musim ini, menjadi penentu di laga sebelumnya melawan Bologna. Cannavaro memuji duo ini sebagai ancaman utama. “Leao dan Pulisic bisa membelah pertahanan kapan saja,” katanya.

Conceicao kemungkinan menggunakan formasi 3-4-2-1, dengan Luka Jovic sebagai penyerang utama. Tijjani Reijnders, dengan 15 gol musim ini, akan menjadi motor lini tengah. Mike Maignan, kiper andalan, siap menjaga gawang setelah penyelamatan krusialnya. Cannavaro menekankan pentingnya Milan menjaga fokus selama 90 menit untuk menghindari kejutan.

Bologna: Orsolini dan Semangat Juang

Bologna mengandalkan Riccardo Orsolini, yang mencetak gol indah melawan Milan di Serie A. Lewis Ferguson, kapten tim, memberikan visi dan kerja keras di lini tengah. Cannavaro memuji semangat Bologna, terutama setelah kekalahan 3-1. “Mereka akan bermain tanpa beban, itu berbahaya,” katanya. Italiano, yang mengakui kesalahan taktis di laga sebelumnya, siap memperbaiki strategi.

Formasi 4-2-3-1 Bologna akan memanfaatkan kecepatan Orsolini dan Dan Ndoye, yang baru pulih. Santiago Castro, penyerang muda, bisa menjadi kejutan. Namun, Cannavaro menilai Bologna harus menghentikan sayap Milan untuk menang. “Jika Leao dan Pulisic bebas, Bologna akan kesulitan,” ujarnya.

Konteks Final Coppa Italia: Tekanan dan Peluang

Milan mengejar trofi Coppa Italia pertama sejak 2003, sementara Bologna ingin mengakhiri puasa gelar 51 tahun. Kemenangan bernilai 7,1 juta euro dan tiket Europa League, yang menambah 13,3 juta euro. Milan, di posisi kesembilan, dan Bologna, di luar zona Eropa, membutuhkan trofi ini untuk menyelamatkan musim. OneFootball mencatat ini adalah final Coppa Italia pertama antara kedua tim, meski mereka pernah bertemu 14 kali di kompetisi ini.

Conceicao, spesialis turnamen piala, menghadapi tekanan besar. Rumor tentang Cesc Fabregas sebagai pengganti mencuat, dan kemenangan bisa mempertahankan posisinya. Italiano, yang membawa Bologna ke semifinal Liga Champions, ingin membuktikan diri di panggung besar. Cannavaro menilai mentalitas akan menentukan pemenang. “Milan punya pengalaman, tapi Bologna punya semangat,” katanya.

Prediksi Susunan Pemain Final Coppa Italia

Menurut @la_rossonera di X, Milan akan turun dengan formasi berikut:
Formasi (3-4-2-1): Maignan; Tomori, Gabbia, Pavlovic; Jimenez, Fofana, Reijnders, Hernandez; Pulisic, Leao; Jovic.
Pelatih: Sergio Conceicao.
Absen: Warren Bondo (cedera).
Berpeluang: Riccardo Sottil.

Bologna kemungkinan menggunakan formasi 4-2-3-1:
Formasi (4-2-3-1): Skorupski; Calabria, Beukema, Lucumi, Miranda; Freuler, Ferguson; Orsolini, Odgaard, Ndoye; Castro.
Pelatih: Vincenzo Italiano.

Cannavaro menyoroti pentingnya duel antara Leao dan De Silvestri serta Pulisic dan Ndoye. “Pertarungan di sayap akan menentukan,” katanya.

Harapan Suporter dan Dampak Kemenangan

Suporter Milan memenuhi Stadion Olimpico, terinspirasi kemenangan 3-1 di San Siro. Posting di X dari @Milannews24_com menyebut analisis Cannavaro “tepat sasaran,” dengan fans optimistis. Namun, Tijjani Reijnders menyatakan trofi ini tidak menyelamatkan musim tanpa Scudetto atau Liga Champions. Bologna, di sisi lain, melihat final sebagai peluang bersejarah.

Kemenangan akan meningkatkan moral Milan menuju Supercoppa Italiana 2025/26. Namun, ancaman transfer untuk Reijnders dan Theo Hernandez dari Manchester City dan Real Madrid menambah tekanan. Bologna, jika menang, bisa menarik talenta baru untuk musim depan. Cannavaro memprediksi laga ketat, dengan Milan sedikit diunggulkan.

Langkah Menuju Trofi Coppa Italia 2025

Milan, dengan Leao dan Pulisic, siap menebus musim buruk. Bologna, dipimpin Orsolini dan Ferguson, mengejar sejarah. Conceicao harus memanfaatkan pengalaman tim, sementara Italiano mengandalkan semangat juang. Cannavaro menutup, “Ini tentang hati dan taktik.” Akankah Milan bangkit, atau Bologna mencatatkan sejarah? Roma menanti jawabannya.

Sumber: MilanNews.it

Pos terkait