Conceicao Siapkan Kejutan di Final Coppa Italia

Conceicao-Jovic

AC Milan akan menghadapi Bologna di final Coppa Italia pada 14 Mei 2025, pukul 21.00 CEST di Stadion Olimpico, Roma. Sergio Conceicao, pelatih Milan, memilih susunan pemain terbaik untuk meraih trofi kedua musim ini. Sky Italia memprediksi formasi 3-4-2-1 dengan beberapa keputusan mengejutkan. Kemenangan 3-1 atas Bologna di Serie A pada 9 Mei memberi kepercayaan diri, tetapi final ini menuntut fokus penuh. Milan berambisi mengakhiri puasa trofi Coppa Italia sejak 2003.

Kembalinya Leao dan Keputusan Penyerang

Rafael Leao kembali setelah absen karena skorsing di laga Serie A melawan Bologna. Ia akan mengisi posisi sayap kiri, menggantikan Joao Felix yang tampil gemilang dengan assist di laga sebelumnya. Namun, Conceicao memilih Luka Jovic sebagai penyerang utama, bukan Santiago Gimenez yang mencetak dua gol dari bangku cadangan. Jovic, dengan dua gol di semifinal melawan Inter, dianggap lebih siap untuk laga besar. Christian Pulisic tetap di sayap kanan setelah gol dan assistnya melawan Bologna.

Bacaan Lainnya

Keputusan memilih Jovic memicu diskusi di kalangan suporter. Gimenez, dengan tiga gol dalam tiga laga terakhir, menunjukkan ketajaman. Namun, Conceicao mengutamakan pengalaman Jovic di laga krusial. Oleh karena itu, Gimenez kemungkinan menjadi senjata dari bangku cadangan. Leao, dengan lima gol di Coppa Italia selama 20 musim terakhir, akan menjadi ancaman utama.

Lini Tengah: Fofana Berpeluang, Reijnders Kunci

Youssouf Fofana, yang absen di laga Serie A karena masalah kaki, berpeluang tampil di final. Conceicao mengonfirmasi Fofana telah pulih, meski keputusan akhir menunggu latihan di Trigoria. Jika fit, Fofana akan berduet dengan Tijjani Reijnders di lini tengah. Reijnders, dengan 14 gol musim ini, menjadi motor permainan Milan. Ia mencetak gol krusial di semifinal melawan Inter.

Jika Fofana tidak fit, Ruben Loftus-Cheek siap menggantikan. Loftus-Cheek tampil solid melawan Bologna di Serie A, memberikan keseimbangan di lini tengah. Namun, Fofana lebih diunggulkan karena visi dan kemampuan bertahannya. Oleh karena itu, Conceicao akan memantau kondisi Fofana hingga menit terakhir untuk memastikan lini tengah kuat.

Lini Belakang: Formasi Tiga Bek Tetap Solid

Milan akan mempertahankan formasi tiga bek yang sukses dengan lima kemenangan dalam enam laga. Mike Maignan, dengan penyelamatan gemilang melawan Bologna, menjadi benteng di gawang. Fikayo Tomori, Matteo Gabbia, dan Strahinja Pavlovic membentuk trio bek tengah. Gabbia menggantikan Malick Thiaw, yang kalah dalam ballottaggio setelah tampil solid di laga sebelumnya.

Alex Jimenez dan Theo Hernandez akan beroperasi sebagai wing-back. Jimenez, pemain muda berusia 20 tahun, menunjukkan energi di sisi kanan. Hernandez, dengan 47 peluang tembakan di Serie A musim ini, tetap menjadi ancaman dari kiri. Formasi ini memberikan keseimbangan antara pertahanan dan serangan. Oleh karena itu, Conceicao yakin lini belakang ini mampu menahan serangan Bologna.

Prediksi Susunan Pemain Milan

Sky Italia memprediksi susunan pemain Milan sebagai berikut:
Formasi (3-4-2-1): Maignan; Tomori, Gabbia, Pavlovic; Jimenez, Fofana, Reijnders, Hernandez; Pulisic, Leao; Jovic.
Pelatih: Sergio Conceicao.
Absen: Warren Bondo (cedera), Emerson Royal (tidak tersedia).
Berpeluang: Youssouf Fofana, Riccardo Sottil.
Cadangan: Torriani, Sportiello, Thiaw, Florenzi, Bartesaghi, Loftus-Cheek, Musah, Felix, Gimenez, Abraham, Camarda.

Conceicao memilih rotasi minimal untuk menjaga ritme tim. Ia menolak ide “menyamarkan” taktik, seperti yang dirumorkan sebelum laga Serie A. Formasi 3-4-2-1 tetap menjadi andalan, dengan 14 gol dicetak dan tiga gol kebobolan dalam enam laga. Oleh karena itu, Milan akan mengandalkan serangan cepat dan soliditas pertahanan.

Bologna: Ancaman dan Susunan Pemain

Bologna, asuhan Vincenzo Italiano, datang dengan kekuatan penuh. Dan Ndoye dan Emil Holm kembali dari cedera, meningkatkan opsi serangan. Italiano kemungkinan menggunakan formasi 4-2-3-1, dengan Lukasz Skorupski di gawang. Lini belakang terdiri dari Davide Calabria, Sam Beukema, Jhon Lucumi, dan Juan Miranda. Remo Freuler dan Lewis Ferguson mengisi lini tengah, mendukung trio Riccardo Orsolini, Jesper Odgaard, dan Nicolas Dominguez di belakang Thijs Dallinga.

Italiano mengakui kekalahan 3-1 di Serie A akibat kegagalan pergantian pemain. Ia berjanji memperbaiki kesalahan di final. Orsolini, yang mencetak gol di laga sebelumnya, menjadi ancaman utama. Oleh karena itu, Milan harus mewaspadai serangan balik dan kreativitas Ferguson.

Konteks dan Tekanan Final

Milan mengejar trofi Coppa Italia pertama sejak 2003, sementara Bologna belum juara sejak 1974. Kemenangan akan mengamankan tiket Europa League, krusial bagi Milan yang terpuruk di posisi kesembilan Serie A. Conceicao, spesialis turnamen piala, memiliki rekor impresif dengan tujuh trofi sebagai pemain dan delapan sebagai pelatih. Namun, rumor tentang penggantiannya oleh Cesc Fabregas menambah tekanan.

Conceicao menegaskan laga ini berbeda dari kemenangan Serie A. “Final adalah cerita lain, tim terbaik tidak selalu menang,” katanya kepada Sky Italia. Ia meminta tim belajar dari kekurangan di babak pertama melawan Bologna. Oleh karena itu, fokus dan disiplin menjadi kunci untuk mengatasi taktik Italiano.

Harapan Suporter dan Dampak Kemenangan

Suporter Milan memenuhi Stadion Olimpico, seperti saat kemenangan 3-1 di San Siro. Posting di X dari @SiaranBolaLive memuji Gimenez dan Pulisic, memprediksi duel sengit di final. Kemenangan akan meningkatkan moral menuju Supercoppa Italiana 2025/26. Selain itu, trofi ini bisa meredam kritik atas performa buruk di Serie A.

Milan juga menghadapi ancaman transfer. Manchester City mengincar Reijnders, dan Real Madrid memburu Hernandez. Kemenangan akan memperkuat posisi klub dalam negosiasi kontrak. Oleh karena itu, trofi ini bukan hanya soal gelar, tetapi juga stabilitas masa depan.

Langkah Menuju Trofi

Milan memasuki final dengan momentum lima kemenangan dalam enam laga. Leao, Jovic, dan Pulisic akan memimpin serangan, didukung Reijnders dan Hernandez. Conceicao, dengan pengalaman di final, siap mengatasi Bologna. Akankah Milan mengangkat trofi di Roma? San Siro menanti momen bersejarah dari Rossoneri.

Sumber: SempreMilan.com

Pos terkait