Asal Usul Nama Rossoneri Sejarah Ikonik AC Milan

rosoneri-ac milan

AC Milan, salah satu klub sepak bola tersukses di dunia, dikenal dengan julukan Rossoneri. Nama ini berasal dari warna merah (rosso) dan hitam (neri) pada seragam klub. Julukan ini bukan sekadar identitas visual, tetapi juga simbol semangat, keberanian, dan sejarah panjang klub. Berdiri pada 16 Desember 1899, klub ini awalnya bernama Milan Foot-Ball and Cricket Club. Pendirinya, Herbert Kilpin, seorang ekspatriat Inggris, memilih warna merah-hitam untuk seragam. Kilpin menyatakan, “Kami akan memakai merah untuk menyerupai api dan hitam untuk menakuti lawan.” Filosofi ini menjadi cikal bakal nama Rossoneri.

Klub memilih ejaan “Milan” alih-alih “Milano” untuk menghormati akar Inggrisnya. Pada awal berdiri, klub fokus pada kriket dan sepak bola. Namun, sepak bola segera mendominasi. Pada 1901, Milan meraih gelar liga Italia pertama, mengalahkan dominasi Genoa. Warna merah-hitam mulai dikenal di lapangan. Seragam bergaris vertikal merah-hitam menjadi ciri khas. Penggemar mulai menyebut tim sebagai Rossoneri karena warna ini. Nama tersebut mencerminkan identitas klub yang berani dan tak gentar.

Bacaan Lainnya

Makna Filosofis Warna Rossoneri

Warna merah melambangkan semangat juang dan gairah pemain. Kilpin ingin tim bermain dengan energi seperti api. Warna hitam, sebaliknya, melambangkan ketakutan yang ditimbulkan pada lawan. Kombinasi ini unik di Italia pada masa itu. Klub lain seperti Juventus memilih hitam-putih, sementara Inter Milan memakai biru-hitam. Rossoneri menjadi pembeda Milan di antara rival. Nama ini juga mencerminkan ambisi global klub. Pada 1906 dan 1907, Milan kembali meraih gelar liga. Seragam merah-hitam semakin ikonik, dan julukan Rossoneri menyebar luas di kalangan penggemar.

Pada 1919, klub berganti nama menjadi Milan Football Club, menghilangkan unsur kriket. Identitas Rossoneri tetap kuat. Pada 1926, Milan pindah ke Stadion San Siro, yang kini menjadi kuil sepak bola. Warna merah-hitam menghiasi tribun, memperkuat ikatan emosional dengan penggemar. Pada 1930-an, Rossoneri mulai dikenal di Eropa. Meski trofi sulit diraih pada era ini, nama Rossoneri tetap bergema. Penggemar menggunakan julukan ini untuk menunjukkan kebanggaan. Warna klub juga muncul pada bendera dan syal suporter.

Era Keemasan dan Penguatan Identitas

Era 1950-an membawa kebangkitan Rossoneri. Trio Swedia Gre-No-Li—Gunnar Gren, Gunnar Nordahl, dan Nils Liedholm—mengantarkan gelar Serie A 1950-51. Seragam merah-hitam menjadi simbol kejayaan. Pada 1963, Milan menjadi klub Italia pertama yang memenangkan Piala Eropa, mengalahkan Benfica 2-1. Nama Rossoneri kini dikenal di seluruh Eropa. Warna merah-hitam muncul di setiap laga krusial. Pada 1969, Milan kembali juara Piala Eropa. Pemain seperti Gianni Rivera memperkuat citra Rossoneri sebagai tim elegan namun ganas.

Pada 1980-an, Milan menghadapi krisis akibat skandal Totonero. Klub terdegradasi ke Serie B pada 1980 dan 1982. Namun, nama Rossoneri tetap menjadi sumber kebanggaan. Silvio Berlusconi membeli klub pada 1986, membawa era keemasan baru. Di bawah Arrigo Sacchi, Milan memenangkan Piala Eropa 1989 dan 1990. Trio Belanda—Marco van Basten, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard—membuat seragam merah-hitam ditakuti. Julukan Rossoneri menjadi sinonim dengan dominasi. Pada 1990-an, Fabio Capello melanjutkan kesuksesan dengan empat gelar Serie A dan Liga Champions 1994. Nama Rossoneri kini melambangkan keunggulan global.

Rossoneri di Era Modern

Pada 2003, Rossoneri kembali menjuarai Liga Champions di bawah Carlo Ancelotti. Andriy Shevchenko dan Kaká menjadi wajah baru seragam merah-hitam. Final 2003 melawan Juventus memperkuat nama Rossoneri di panggung dunia. Milan memenangkan trofi ini lagi pada 2007, mengalahkan Liverpool. Total, Milan meraih tujuh gelar Liga Champions, menjadikan Rossoneri salah satu nama paling disegani. Pada 2021-22, Milan kembali juara Serie A setelah 11 tahun. Rafael Leão dan Olivier Giroud mengenakan seragam merah-hitam dengan kebanggaan.

Nama Rossoneri juga terkait rivalitas sengit dengan Inter Milan, yang dijuluki Nerazzurri (hitam-biru). Derby della Madonnina menjadi panggung duel dua warna ikonik. Penggemar Rossoneri menggunakan nama ini untuk membedakan diri dari rival. Hingga kini, seragam merah-hitam tetap konsisten, meski desainnya berevolusi. Logo klub, yang menampilkan inisial ACM dan bendera Milan, selalu menyertakan warna Rossoneri. Nama ini juga muncul di merchandise, dari kaus hingga topi suporter.

Warisan Abadi Nama Rossoneri

Nama Rossoneri lebih dari sekadar julukan. Ia mencerminkan sejarah, ambisi, dan identitas AC Milan. Dari visi Kilpin hingga trofi Liga Champions, warna merah-hitam membawa cerita keberanian. Total 19 gelar Serie A dan 18 trofi internasional memperkuat makna nama ini. Pemain legendaris seperti Paolo Maldini, yang nomor punggung 3-nya dipensiunkan, memperjuangkan kehormatan Rossoneri. Nama ini juga menginspirasi penggemar global, dari Italia hingga Asia. Hingga kini, Rossoneri tetap menjadi lambang kejayaan sepak bola.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *