Pulisic Kecewa Milan Kalah 1-0 dari Bologna di Final Coppa Italia

Pulisic

AC Milan menelan kekalahan 1-0 dari Bologna di final Coppa Italia pada 14 Mei 2025, di Stadion Olimpico, Roma. Christian Pulisic, bintang sayap Milan, mengungkapkan kekecewaannya dalam wawancara pasca-pertandingan dengan The Sun. Gol Dan Ndoye di menit ke-53 mengakhiri penantian Bologna selama 51 tahun untuk trofi besar, sekaligus memperpanjang puasa gelar Milan di Coppa Italia sejak 2003. Pulisic menyebut timnya tampil buruk dan gagal menemukan solusi atas tekanan Bologna.

Kekecewaan Pulisic dan Analisis Pertandingan

Pulisic, yang bermain selama 88 menit, mengakui Bologna bermain lebih baik. “Mereka menekan keras, dan kami tidak menemukan solusi yang tepat,” katanya. Ia menambahkan, “Kami semua kecewa dengan hasil ini. Saya tidak tahu apa yang terjadi malam ini.” MilanNews.it mencatat Milan hanya mencatatkan satu tembakan tepat sasaran, dengan expected goals (xG) 1,41 dibandingkan 1,04 milik Bologna. Peluang emas Luka Jovic (0,73 xG) di babak pertama gagal membuahkan gol.

Bacaan Lainnya

Milan memulai laga dengan agresif, menciptakan peluang melalui Rafael Leao dan Alex Jimenez di menit keempat. Namun, kiper Bologna, Lukasz Skorupski, tampil gemilang dengan dua penyelamatan krusial. Bologna membalas lewat sundulan Santiago Castro, yang digagalkan Mike Maignan. Gol Ndoye tercipta setelah operan Giovanni Fabbian ke Riccardo Orsolini, dengan Theo Hernandez gagal menghentikan bola yang jatuh ke Ndoye. Tendangan akurat Ndoye melewati Maignan, menjadi momen penentu.

Taktik Conceicao Gagal Bersinar

Sergio Conceicao menggunakan formasi 3-4-2-1, dengan Leao, Pulisic, dan Jovic di lini serang. Namun, transisi lambat dan kurangnya kreativitas lini tengah membuat Milan kesulitan. Tijjani Reijnders, yang biasanya menjadi motor tim, tampil di bawah performa. Conceicao beralih ke 4-2-4 di menit ke-62, memasukkan Kyle Walker, Joao Felix, dan Santiago Gimenez, tetapi perubahan ini tidak efektif. CorSport menilai pressing tinggi Bologna dan garis pertahanan solid menyulitkan Milan.

Vincenzo Italiano, pelatih Bologna, memanfaatkan formasi 4-2-3-1 dengan sempurna. Lewis Ferguson mengendalikan lini tengah, sementara Ndoye dan Orsolini mengancam di sayap. Skorupski, dengan penyelamatan ganda, memastikan clean sheet. Italiano, yang meraih trofi pertamanya, memuji timnya atas “permainan penuh semangat dan disiplin.”

Dampak Kekalahan bagi Milan

Kekalahan ini memperburuk musim Milan, yang finis di posisi kedelapan Serie A dengan 60 poin. Mereka kini harus memenangkan dua laga tersisa melawan Roma dan Monza untuk mengejar kualifikasi Eropa melalui liga. Hilangnya tiket Europa League dari Coppa Italia, senilai €13,3 juta, menambah tekanan finansial. Gazzetta dello Sport menyebut musim ini sebagai “kegagalan besar,” dengan fans di X, seperti @MilanWorldForum, menuntut perombakan manajemen dan pelatih.

Pulisic, yang mencatatkan 11 gol dan sembilan assist di Serie A, tetap menjadi salah satu pemain terbaik Milan. Namun, performanya di final kurang tajam, seperti dicatat @USACFC_ di X, yang menyebut taktik Milan “menggelikan” dengan hanya satu tembakan tepat sasaran. Kartu kuning kontroversial untuk Pulisic juga memicu kritik, dengan @spikemmy menyebut keputusan wasit “salah besar.”

Tekanan pada Conceicao dan Manajemen

Conceicao menghadapi sorotan tajam setelah kekalahan ini. Meski memenangkan Supercoppa Italiana, posisi kedelapan di Serie A dan kegagalan di Coppa Italia memicu spekulasi tentang penggantiannya. Cesc Fabregas, yang didukung keluarga Ancelotti, menjadi kandidat kuat. Conceicao mengakui tantangan musim ini, menyebut “lingkungan sulit” sebagai faktor. MilanNews.it melaporkan Zlatan Ibrahimovic dan Giorgio Furlani akan mengevaluasi posisinya setelah musim berakhir.

Manajemen Milan, di bawah Gerry Cardinale, dikritik karena kurang ambisius. Kegagalan lolos Liga Champions, yang bernilai €40 juta, membatasi rencana transfer. Pemain seperti Theo Hernandez dan Tijjani Reijnders diminati Real Madrid dan Manchester City, sementara Milan mengincar Jean-Philippe Mateta dan Cristhian Mosquera. Namun, tanpa dana Eropa, klub mungkin terpaksa menjual bintang.

Reaksi dan Harapan Suporter

Suporter Milan kecewa berat. @lhenry019 di X mencatat Pulisic bermain 88 menit, tetapi tim gagal memanfaatkan peluang. @SBISoccer menyebut kekalahan ini sebagai “malam yang mengecewakan” bagi Pulisic dan Milan. Fans menyerukan perubahan besar, dengan fokus pada pelatih dan strategi transfer. Namun, beberapa tetap optimistis, menyoroti dua laga tersisa sebagai peluang untuk menutup musim dengan kualifikasi Eropa.

Bologna, sebaliknya, merayakan kemenangan bersejarah. Bologna FC 1909 memposting di X, “Kami bawa pulang Coppa!” dengan 29.303 fans memenuhi Stadion Olimpico. Trofi ini memastikan Bologna tampil di Supercoppa Italiana 2025/26, menambah kebanggaan klub.

Langkah ke Depan AC Milan

Milan harus bangkit dari kekalahan ini untuk mengejar kualifikasi Eropa. Conceicao perlu memotivasi tim melawan Roma, sementara Furlani harus merancang strategi transfer cerdas. Pulisic, meski kecewa, tetap menjadi harapan untuk laga tersisa. Bologna, dengan trofi ketiga mereka, menunjukkan kekuatan, tetapi Milan harus belajar dari kegagalan ini. Akankah Rossoneri bangkit di San Siro? Musim ini menanti penutup yang lebih baik.

Sumber: MilanNews.it

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *