Fans Milanisti – Jendela transfer musim panas 2025 menjadi salah satu periode tersibuk sekaligus paling kontroversial bagi AC Milan. Dengan kedatangan Igli Tare sebagai direktur olahraga dan Massimiliano Allegri sebagai pelatih, Rossoneri melakukan 35-40 operasi transfer. Namun, banyak keputusan dianggap keliru, meninggalkan skuad dengan lubang besar di beberapa posisi. Artikel ini mengulas kesalahan transfer Milan dan dampaknya bagi musim 2025/2026.
Revolusi Lini Tengah yang Berhasil, Tapi…
Milan berhasil memperkuat lini tengah dengan mendatangkan pemain kelas dunia seperti Luka Modric dan Adrien Rabiot, ditambah talenta muda Samuele Ricci dan Ardon Jashari. Penjualan Tijjani Reijnders ke Manchester City dan Yunus Musah ke Atalanta membuka ruang untuk perubahan ini. Namun, masalah muncul karena Allegri menempatkan Modric sebagai regista, bukan mezzala seperti yang diharapkan, membuat Ricci kesulitan mendapat menit bermain. Cedera Jashari juga memperumit rotasi, memaksa Allegri mengandalkan Ruben Loftus-Cheek dan Youssouf Fofana, yang performanya belum stabil.
Krisis Bek Tengah
Penjualan Malick Thiaw ke Newcastle United seharga €40 juta seharusnya menjadi peluang untuk mendatangkan bek tengah berpengalaman sesuai permintaan Allegri. Namun, Milan hanya merekrut Koni De Winter (€20 juta) dan David Odogu (19 tahun), dua pemain yang dianggap sebagai taruhan masa depan, bukan solusi instan. Dengan Fikayo Tomori (27) yang inkonsisten, Matteo Gabbia (25) sebagai tumpuan, dan Strahinja Pavlovic (24) yang masih mentah, lini belakang Milan kekurangan pemimpin. Nama seperti Manuel Akanji atau Joe Gomez sempat diincar, namun gagal direalisasikan. Padahal, Giovanni Leoni (€35 juta) atau Pietro Comuzzo (€35 juta) bisa menjadi investasi berharga.
Kekacauan di Posisi Bek Sayap
Keputusan menjual Theo Hernandez ke Al-Hilal (€25 juta) dan melepas Davide Calabria, Alessandro Florenzi, serta Emerson Royal meninggalkan Milan tanpa bek sayap alami. Sistem 3-5-2 Allegri membutuhkan wing-back, namun hanya Pervis Estupinan (dari Brighton) dan Zachary Athekame (dari Young Boys) yang didatangkan. Estupinan, yang rawan cedera, belum terbukti, sementara Athekame masih terlalu hijau. Kepergian Alex Jimenez di menit-menit akhir bursa transfer juga dianggap gegabah, karena ia bisa menjadi cadangan serbaguna. Nama seperti Miguel Gutierrez atau Maxim De Cuyper seharusnya jadi prioritas.
Kegagalan Mendatangkan Striker
Igli Tare berjanji mendatangkan striker dengan karakter berbeda dari Santiago Gimenez, namun Milan gagal merekrut penyerang baru. Upaya mengejar Dusan Vlahovic, Victor Boniface, dan Conrad Harder kandas. Christopher Nkunku dari Chelsea akhirnya didatangkan, tetapi ia lebih cocok sebagai gelandang serang atau second striker, bukan ujung tombak sejati. Penjualan Noah Okafor (€20 juta) dan Samuel Chukwueze juga mengurangi kedalaman lini depan, meninggalkan Rafael Leao, Christian Pulisic, dan Gimenez sebagai opsi utama dalam formasi dua penyerang. Absennya Leao baru-baru ini menunjukkan betapa rapuhnya lini serang Milan.
Harapan di Tengah Kekacauan
Meski banyak kesalahan, ada harapan bahwa Allegri bisa memaksimalkan skuad ini. Lini tengah yang kuat dan potensi Estupinan serta De Winter bisa menjadi kejutan positif jika bebas cedera. Namun, Milan membutuhkan keberuntungan besar agar lini belakang dan depan tidak terkendala cedera. Tanpa Liga Champions musim ini, fokus pada Serie A bisa menjadi keuntungan, terutama dengan jadwal yang lebih longgar dibandingkan rival seperti Inter atau Juventus. Fans berharap musim depan, dengan dana lebih besar, Milan bisa memperbaiki kesalahan ini.
Musim panas 2025 meninggalkan luka bagi Milanisti, dengan transfer yang lebih banyak menghancurkan daripada membangun. Namun, dengan Allegri di pucuk pimpinan, masih ada peluang untuk finis di empat besar dan kembali ke Liga Champions. Bagikan pandapat Anda tentang bursa transfer Milan di kolom komentar dan ikuti artikel terkait tentang AC Milan untuk kabar terbaru!