Milan Cuma Menang Dua Kali Lawan Team Top 8

Berita Terbaru AC Milan

AC Milan menutup musim 2024/25 dengan rekor buruk: hanya dua kemenangan dari 16 laga melawan delapan tim teratas Serie A. MilanNews.it melaporkan Milan meraih lima imbang dan sembilan kekalahan, finis di posisi kedelapan, dan tersingkir dari Eropa. Krisis ini menuntut perubahan drastis. Oleh karena itu, klub harus mencari pelatih muda inovatif dan memanfaatkan talenta akademi seperti Alex Jimenez dan Kevin Zeroli. Bisakah Rossoneri menemukan identitas baru?

Rekor Memalukan Melawan Papan Atas

MilanNews.it menyebut Milan hanya mengalahkan Inter (2-1) dan Bologna (2-1) dari 16 laga melawan top 8. SempreMilan mencatat Milan mencetak 17 gol, tetapi kebobolan 26, menunjukkan lini belakang rapuh. Posting di X dari @acmilandata mengungkap sembilan kekalahan, termasuk dua kali dari Atalanta dan Napoli. Dengan demikian, performa ini memperburuk musim Milan.

Bacaan Lainnya

Selain itu, Football-Italia.net menyoroti kekalahan 3-1 dari Roma pada 18 Mei 2025 sebagai puncak kekecewaan. Gazzetta dello Sport menyebut Milan sering gagal memanfaatkan peluang, seperti imbang 1-1 melawan Inter. Meski begitu, kemenangan di Derby della Madonnina memberi sedikit hiburan. Akibatnya, rekor ini memicu kemarahan suporter.

Dominasi Rival: Detail Laga

Milan meraih kemenangan 2-1 dan imbang 1-1 melawan Inter, menurut MilanNews.it. SempreMilan melaporkan Bologna kalah 2-1 dari Milan, tetapi membalas di Coppa Italia. Posting di X dari @DiaVoltaire mencatat Milan hanya mengambil satu poin dari Roma, Lazio, Juventus, dan Fiorentina. Oleh karena itu, rival mendominasi Rossoneri sepanjang musim.

Selain itu, Football-Italia.net menyebut Atalanta dan Napoli menyapu bersih kemenangan, dengan skor 2-0 dan 2-1. Corriere dello Sport mencatat hasil imbang 2-2 melawan Fiorentina sebagai contoh ketidakkonsistenan. Meski begitu, Rafael Leao dan Christian Pulisic sering menjadi penyelamat, menurut MilanNews.it. Dengan demikian, kelemahan tim terungkap di laga besar.

Krisis Eropa dan Keuangan

Rekor buruk ini menghapus peluang Eropa. MilanNews.it mengonfirmasi posisi kedelapan tidak cukup untuk Conference League. Football-Italia.net mencatat kerugian €78 juta membatasi anggaran transfer. Posting di X dari @MilanEye menyebut absennya Eropa sebagai “aib klub.” Akibatnya, Milan menghadapi tekanan finansial besar.

Selain itu, SempreMilan melaporkan spanduk “Save AC Milan, RedBird out” menargetkan Gerry Cardinale. Corriere della Sera mencatat potensi penjualan Tijjani Reijnders dan Theo Hernandez memicu kecemasan. Meski begitu, Leao dan Pulisic tetap menjadi tumpuan, menurut MilanNews.it. Oleh karena itu, klub harus mencari solusi strategis.

Conceicao: Warisan Penuh Kritik

Sergio Conceicao gagal membawa Milan bersinar. MilanNews.it menyebut rekor dua kemenangan melawan top 8 mencerminkan kegagalan taktik. SempreMilan melaporkan sembilan kekalahan menunjukkan inkonsistensi di laga krusial. Posting di X dari @BisEsse2 menyebut musim ini “menyedihkan.” Dengan demikian, era Conceicao berakhir dengan kegagalan.

Selain itu, Football-Italia.net mencatat Conceicao memuji semangat tim, tetapi menyalahkan wasit dalam beberapa laga. Gazzetta dello Sport menyebut fans menuntut perubahan setelah kekalahan dari Roma. Meski begitu, Conceicao fokus pada laga terakhir melawan Monza, menurut SempreMilan. Akibatnya, ia meninggalkan Milan dengan catatan buruk.

Pelatih Muda: Solusi Inovatif

Milan membutuhkan pelatih muda untuk membangun identitas baru. SempreMilan menyarankan nama seperti Thiago Motta atau Raffaele Palladino, yang sukses dengan pendekatan modern. Football-Italia.net mencatat pelatih muda bisa memaksimalkan talenta seperti Jimenez dan Zeroli. Posting di X dari @MilanTMN menyebut pendekatan inovatif sebagai “jalan keluar.” Oleh karena itu, klub harus berani mengambil risiko.

Selain itu, Corriere dello Sport melaporkan Milan mempertimbangkan pelatih dari luar Italia, seperti Graham Potter, untuk perspektif segar. MilanNews.it menyebut pelatih muda akan mengurangi ketergantungan pada bintang mahal. Meski begitu, tantangan keuangan membatasi opsi, menurut SempreMilan. Dengan demikian, keputusan ini krusial untuk masa depan.

Talenta Akademi: Fondasi Baru

Milan harus memanfaatkan akademi untuk bangkit. MilanNews.it menyoroti Alex Jimenez, bek kanan berusia 20 tahun, sebagai masa depan tim. SempreMilan menyebut Kevin Zeroli, gelandang muda, siap masuk skuad utama. Posting di X dari @Rossonerosemper memuji Jimenez sebagai “permata Milan.” Akibatnya, talenta muda menjadi harapan baru.

Selain itu, Football-Italia.net mencatat Milan Futuro, meski terdegradasi, menghasilkan pemain potensial seperti Francesco Camarda. Gazzetta dello Sport menyebut pendekatan ini bisa menekan biaya transfer. Meski begitu, suporter menuntut hasil cepat, menurut @MilanWorldForum di X. Oleh karena itu, akademi harus menjadi pilar strategi klub.

Suporter: Kemarahan dan Harapan

Milanisti frustrasi dengan musim ini. MilanNews.it mencatat protes di Milanello menuntut kepergian Cardinale. Posting di X dari @SempreMilanCom menyebut rekor melawan top 8 sebagai “catatan kelam.” Meski begitu, fans mendukung Jimenez dan Zeroli, menurut @MilanTMN di X. Dengan demikian, laga Monza menjadi panggung untuk menenangkan suporter.

Selain itu, Football-Italia.net melaporkan Zvonimir Boban menyarankan kembalinya Paolo Maldini untuk meredakan ketegangan. SempreMilan menyebut suporter memuji Leao, tetapi khawatir kehilangan Reijnders. Akibatnya, manajemen harus membangun kepercayaan. Oleh karena itu, kemenangan di Monza bisa mengurangi kemarahan.

Monza: Panggung Penutup Musim

Rekor buruk melawan top 8 mencerminkan musim kelam. MilanNews.it menegaskan dua kemenangan dari 16 laga menunjukkan kelemahan tim. Namun, semangat Leao dan gol Pulisic memberi harapan. Posting di X dari @acmilandata menyerukan dukungan untuk laga Monza pada 24 Mei 2025. Oleh karena itu, Milan harus menutup musim dengan kemenangan.

SempreMilan melaporkan Monza akan menjadi ujian terakhir sebelum perubahan besar. Football-Italia.net mencatat Milan harus mempertahankan bintang untuk masa depan. Bisakah Rossoneri menang di U-Power Stadium dan memulai era baru? Milanisti menanti jawaban di lapangan.

Sumber: MilanNews.it

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *