Fans Milanisti – Musim lalu, AC Milan alami kekacauan kepelatihan, dari Julen Lopetegui yang hampir datang hingga Paulo Fonseca dan Sergio Conceicao yang gagal bertahan. Pilihan untuk tidak menunjuk Antonio Conte mengejutkan banyak pihak. Setahun kemudian, Massimiliano Allegri pimpin Milan dengan gemilang, dan Pietro Mazzara di MilanNews menganalisis kesamaan antara Conte dan Allegri sebagai pelatih pemenang. Artikel ini merangkum pandangan Mazzara tentang pendekatan mereka dan kunci sukses Milan saat ini.
Krisis Kepelatihan Milan 2024
Musim 2024/2025 adalah mimpi buruk untuk Milan. Fonseca gagal ciptakan stabilitas, dan Conceicao, yang datang Januari 2025, pergi setelah berbulan-bulan spekulasi. Penolakan terhadap Conte, meski ia tersedia, jadi keputusan kontroversial. Manajemen terus beri alasan mengapa Conte tak dipilih, tapi kini Allegri buktikan bahwa pelatih berpengalaman adalah kunci.
Kesamaan Conte dan Allegri: Pelatih Pemenang
Mazzara menyoroti paralel antara Conte dan Allegri. Setahun lalu, Conte kritik lambatnya bursa transfer Napoli pasca-kemenangan 3-0 atas Verona, paksa De Laurentiis datangkan McTominay dan Lukaku. Musim ini, Allegri lakukan hal serupa di Casa Milan, keluhkan skuad tak lengkap dan formasi. Hasilnya? Bursa transfer aktif, dengan Adrien Rabiot sebagai rekrutan kunci.
“Pelatih pemenang seperti itu: punya kepribadian, tak takut bicara, dan tegas,” tulis Mazzara. Dalam olahraga, ada dua jalan: bersaing untuk menang atau hanya punya ide menang. Allegri pilih jalan pertama, dan ini terlihat dari tiga kemenangan beruntun Milan: Lecce (2-0), Bologna (1-0), dan Udinese (3-0).
Mentalitas Pemenang Allegri
Allegri bangun mentalitas pemenang dengan obsesi detail. Di Udine, ia tetap tegas meski unggul 3-0, tak mau kebobolan, dan hasilnya clean sheet keempat dalam lima laga (0,23 xG kebobolan per laga, terbaik di Eropa). “Kami baru mulai,” kata Allegri, seperti diceritakan Antonello Gioia. Mentalitas ini dibangun lewat kerja harian stafnya dan contoh dari pemain berpengalaman.
Peran Modric, Rabiot, dan Pulisic
Luka Modric, Adrien Rabiot, dan Christian Pulisic jadi kunci. Modric (40) dan Rabiot (30) pimpin “meja senat Milanello” dengan pengalaman dan kerja harian, bukan slogan. Modric cetak gol krusial vs Bologna, Rabiot dominasi duel di Udine, dan Pulisic brace di laga yang sama. Mereka juga dukung pemain seperti Santiago Gimenez, yang masih kesulitan cetak gol. Ini mirip era Pioli dengan Kjaer dan Ibrahimovic, di mana veteran pimpin dengan teladan.
Peran Direktur Olahraga
Mazzara tekankan pentingnya direktur olahraga yang paham kebutuhan lapangan. Transfer Modric, Rabiot, Samuele Ricci, dan Ardon Jashari (meski cedera) perkuat lini tengah Milan, yang kini terbaik di Italia. Direktur olahraga jadi jembatan antara Milanello dan Casa Milan, pastikan visi Allegri terwujud.
Allegri bawa Milan ke jalur Scudetto dengan mentalitas pemenang, mirip Conte. Akankah ini jadi fondasi juara? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar dan ikuti artikel terkait tentang AC Milan untuk kabar terbaru!