Fans Milanisti – Bek AC Milan Matteo Gabbia berbicara kepada Gazzetta dello Sport tentang ambisi klub kembali ke Liga Champions setelah finis ke-8 musim lalu, menurut MilanNews.it. Sebagai contoh, ia memuji Massimiliano Allegri yang membawa semangat dan persatuan di skuad, menurut Sky Sport Italia. Selain itu, Gabbia antusias menyambut Luka Modrić dan menyoroti pengalaman pramusim melawan Arsenal dan Liverpool, menurut SempreMilan.com. Oleh karena itu, ia optimis Milan bisa bangkit musim 2025/26. Meski begitu, tantangan seperti transfer Ardon Jashari dan bek kanan masih perlu diselesaikan, menurut Tuttosport. Dengan demikian, wawancara Gabbia mencerminkan harapan besar Milanisti.
Perjalanan Gabbia: Dari Suporter ke Pemain Milan
Gabbia, yang bergabung dengan akademi Milan pada 2012, menceritakan awal mula kedatangannya, menurut MilanNews.it. Sebagai contoh, ia diincar oleh Mauro Bianchessi dan Luca Grimi setelah trial, meski sebelumnya mencoba di klub lain, menurut Gazzetta dello Sport. Selain itu, sebagai penggemar Milan sejak kecil, bergabung dengan klub impiannya adalah momen tak terlupakan. Oleh karena itu, ia merasa bangga bermain untuk Rossoneri, meski tidak menyebut dirinya simbol Milanisme, menurut Football-Italia.net. Meski begitu, ia menekankan pentingnya konsistensi dan kerja keras untuk tetap di tim, menurut Sky Sport Italia. Dengan demikian, Gabbia jadi inspirasi bagi pemain muda.
Gol Derby dan Kenangan Scudetto
Gabbia mengenang gol kemenangannya di derby melawan Inter pada musim 2024/25, menurut MilanNews.it. Sebagai contoh, ia sering menonton ulang gol tersebut, menyebutnya momen magis, menurut Gazzetta dello Sport. Selain itu, ia juga mengenang musim Scudetto 2021/22, di mana skuad yang kompak membawa gelar, menurut SempreMilan.com. Oleh karena itu, ia masih menjalin kontak dengan rekan setim saat itu dan berharap meraih kejayaan lagi, menurut MilanReports.com. Meski begitu, musim lalu yang mengecewakan jadi motivasi untuk bangkit, menurut Corriere dello Sport. Dengan demikian, kenangan ini memperkuat tekad Gabbia.
Pengaruh Allegri: Semangat dan Persatuan
Gabbia memuji Allegri, yang pernah melatih Milan juara Serie A 2010/11, menurut MilanNews.it. Sebagai contoh, ia menyukai pendekatan Allegri yang penuh dedikasi dan perhatian pada detail, menurut Sky Sport Italia. Selain itu, staf Allegri memberikan energi baru setelah musim 2024/25 yang sulit, menurut Tuttosport. Oleh karena itu, Gabbia yakin Allegri adalah orang tepat untuk membawa Milan bangkit, menurut Football-Italia.net. Meski begitu, tantangan seperti formasi dan konsistensi pemain perlu diatasi, menurut Gazzetta dello Sport. Dengan demikian, Allegri jadi kunci perubahan positif di skuad.
Modrić: Tambahan Kelas Dunia
Kedatangan Luka Modrić, pemenang Ballon d’Or 2018, disambut antusias oleh Gabbia, menurut MilanNews.it. Sebagai contoh, ia menyebut Modrić sebagai pemain luar biasa yang akan membantu di lapangan dan ruang ganti, menurut Fabrizio Romano. Selain itu, pengalaman Modrić di Real Madrid diharapkan meningkatkan mentalitas tim, menurut MilanReports.com. Oleh karena itu, Gabbia dan rekan setim ingin belajar darinya, menurut Sky Sport Italia. Meski begitu, integrasi Modrić dengan skuad muda perlu waktu, menurut Corriere dello Sport. Dengan demikian, kehadiran Modrić jadi dorongan besar.
Konteks Skuad: Perombakan untuk Liga Champions
Milan merombak skuad setelah musim buruk 2024/25, menurut SempreMilan.com. Sebagai contoh, kedatangan Pervis Estupiñán (Rp380 miliar/€19 juta), Modrić (gratis, gaji Rp70 miliar/€3,5 juta), dan Samuele Ricci (Rp500 miliar/€25 juta) memperkuat tim, menurut Football-Italia.net. Selain itu, dana dari penjualan Theo Hernandez (Rp500 miliar/€25 juta), Tijjani Reijnders (Rp1,4 triliun/€70 juta), dan Emerson Royal (Rp180 miliar/€9 juta) membantu, menurut Fabrizio Romano. Oleh karena itu, Milan mengejar Guéla Doué (Rp460 miliar/€23 juta), Giovanni Leoni (Rp700 miliar/€35 juta), dan Javi Guerra (Rp400–500 miliar/€20–25 juta) setelah gagal mendapatkan Ardon Jashari (Rp670 miliar/€33,5 juta), menurut MilanNews24.com. Meski begitu, absennya Liga Champions membatasi anggaran, menurut Tuttosport. Dengan demikian, target utama adalah kualifikasi Liga Champions.
Tur Pramusim: Langkah Awal Positif
Milan menunjukkan tanda-tanda positif di pramusim, menurut SempreMilan.com. Sebagai contoh, kemenangan 4-2 atas Liverpool di Hong Kong pada 26 Juli, dengan gol dari Rafael Leão, Ruben Loftus-Cheek, dan dua gol Noah Okafor, memperlihatkan potensi, menurut MilanReports.com. Selain itu, laga melawan Arsenal juga jadi ujian bagus, menurut Sky Sport Italia. Oleh karena itu, jadwal pramusim berikutnya meliputi:
- 31 Juli: Perth Glory vs. AC Milan (Australia)
- 9 Agustus: Leeds United vs. AC Milan (London)
- 10 Agustus: Chelsea vs. AC Milan (London)
Meski begitu, kelemahan pertahanan, seperti performa Malick Thiaw dan Strahinja Pavlović, perlu diperbaiki jelang Coppa Italia melawan Bari pada 17 Agustus, menurut Tuttosport. Dengan demikian, pramusim jadi fondasi penting.
Reaksi Fans: Optimisme untuk Musim Baru
Fans Milan antusias dengan semangat baru yang dibawa Allegri, menurut SempreMilan.com. Sebagai contoh, wawancara Gabbia memperkuat kepercayaan pada proyek Allegri dan Igli Tare, menurut MilanNews.it. Selain itu, kedatangan Modrić dan performa pramusim meningkatkan harapan, menurut acmilan_intl di X. Oleh karena itu, fans mendukung target kembali ke Liga Champions, menurut Football-Italia.net. Meski begitu, kegagalan transfer Jashari memicu kekhawatiran, menurut Corriere dello Sport. Dengan demikian, optimisme bercampur dengan harap-harap cemas.
Kesimpulan
Matteo Gabbia menegaskan ambisi Milan kembali ke Liga Champions di musim 2025/26. Sebagai contoh, Allegri membawa semangat dan persatuan, sementara Modrić jadi tambahan kelas dunia. Selain itu, pramusim menunjukkan tanda-tanda positif. Oleh karena itu, Gabbia optimis tim bisa bangkit. Meski begitu, tantangan transfer dan konsistensi pertahanan jadi kunci. Dengan demikian, fans menanti Milan kembali berjaya.