Fans Milanisti – Federico Bonazzoli, striker Cremonese, menyebut AC Milan sebagai “tim keberuntungan” baginya setelah mencetak gol salto spektakuler dalam kemenangan 2-1 pada laga pembuka Serie A, 24 Agustus 2025. Gol ini, hasil umpan silang Giuseppe Pezzella, memanfaatkan lemahnya pertahanan Milan, khususnya Youssouf Fofana dan Strahinja Pavlovic. Selain itu, Bonazzoli mengungkapkan instingnya dalam melakukan tendangan salto, gerakan yang ia latih sejak kecil. Oleh karena itu, gol ini mengingatkan pada gol serupa melawan Milan saat ia membela Salernitana pada 2021/22. Meskipun demikian, fans Milan kecewa dengan marking longgar timnya. Dengan demikian, gol Bonazzoli menjadi sorotan di San Siro.
Gol Spektakuler Bonazzoli
Bonazzoli mencetak gol kemenangan Cremonese pada menit ke-82 melalui tendangan salto setelah umpan silang Pezzella dari sisi kiri. Selain itu, ia menyebut gerakan ini sebagai insting alami, yang ia latih sejak kecil dengan benda-benda di rumah. Oleh karena itu, ia langsung tahu bola akan masuk begitu kakinya menyentuhnya dengan sempurna. Meskipun demikian, gol ini menyoroti kelemahan pertahanan Milan, yang gagal menutup ruang. “Saat umpan datang, saya tahu itu peluang,” ujar Bonazzoli. Dengan demikian, gol ini memperpanjang catatan buruk Milan melawan umpan silang.
Kelemahan Pertahanan Milan
Milan kebobolan dua gol dari Cremonese, dengan gol pembuka oleh Leonardo Baschirotto melalui sundulan dan gol Bonazzoli dari umpan silang. Selain itu, Youssouf Fofana dan Strahinja Pavlovic dikritik karena lambat bereaksi, memungkinkan bola melintas selama lima detik tanpa gangguan. Oleh karena itu, Fabio Capello menyebut pertahanan Milan “buruk” karena minimnya marking dan posisi buruk. Meskipun demikian, gol Pavlovic dari umpan Pervis Estupiñán menjadi satu-satunya hiburan. “Fofana hanya menonton bola,” tulis seorang fans. Dengan demikian, Allegri harus segera memperbaiki organisasi pertahanan.
Sentimentalitas Bonazzoli dan Inter
Bonazzoli, yang menghabiskan 12 tahun di akademi Inter (2006-2018), menyebut San Siro sebagai “stadion ajaib.” Selain itu, ia debut bersama Inter di stadion ini pada 2013, menjalin ikatan emosional dengan Nerazzurri. Oleh karena itu, meski mengaku sebagai Interista, ia menegaskan golnya bukan karena rivalitas dengan Milan. Meskipun demikian, pernyataannya tentang Milan sebagai “tim keberuntungan” memicu reaksi fans Rossoneri. “Golnya bagus, tapi jangan ejek kami,” ujar seorang pendukung. Dengan demikian, komentar Bonazzoli menambah luka kekalahan Milan.
Konteks Kekalahan Milan
Kekalahan 1-2 dari Cremonese menyoroti masalah berulang Milan, terutama dalam menangani umpan silang dan marking di kotak penalti. Selain itu, absennya Rafael Leao (cedera betis) dan performa buruk Santiago Gimenez (xG 0,4) memperparah situasi. Oleh karena itu, Milan mengejar transfer seperti Dusan Vlahovic (€15 juta), Conrad Harder (€27 juta), dan Merih Demiral (€30 juta) untuk memperkuat skuad. Meskipun demikian, boikot Curva Sud menciptakan atmosfer sepi di San Siro. “Pertahanan kami rapuh,” tulis seorang fans. Dengan demikian, Allegri menghadapi tekanan besar menjelang laga melawan Lecce.
Dampak Gol Bonazzoli
Gol Bonazzoli tidak hanya memastikan kemenangan Cremonese, tetapi juga memperpanjang catatan buruk Milan melawan tim promosi. Selain itu, gol salto ini mengingatkan pada golnya untuk Salernitana melawan Milan pada 2021/22, juga melalui tendangan akrobatik. Oleh karena itu, fans Milan menuntut perbaikan pertahanan, terutama setelah kritik Capello dan boikot suporter. Meskipun demikian, Luka Modric (76 umpan, 3 peluang) menjadi satu-satunya titik terang. “Kami harus lupakan gol ini cepat,” ujar seorang pendukung. Dengan demikian, Milan harus belajar dari kesalahan ini.
Kesimpulan
Federico Bonazzoli menyebut Milan “tim keberuntungan” setelah gol salto spektakulernya membawa Cremonese menang 2-1. Gol ini memanfaatkan lemahnya pertahanan Milan, khususnya Fofana dan Pavlovic. Selain itu, ia mengungkapkan insting alami dan ikatan emosional dengan San Siro sebagai eks pemain Inter. Oleh karena itu, kekalahan ini menyoroti kebutuhan Milan akan bek baru. Meskipun demikian, fans berharap Allegri segera memperbaiki tim. Dengan demikian, gol Bonazzoli menjadi pengingat menyakitkan bagi ambisi Milan di Serie A 2025/26.