AC Milan meraih kemenangan dramatis 3-1 atas Bologna di San Siro, Sabtu (10/5/2025) dini hari, pada pekan ke-36 Serie A. Santiago Gimenez mencetak dua gol, dan Christian Pulisic menyumbang satu gol, memastikan tiga poin untuk Rossoneri. Namun, legenda sepak bola Italia, Fabio Capello, melontarkan kritik pedas. Menurutnya, Milan hanya bermain efektif selama 20 menit dan terlalu banyak kebobolan peluang, meski menang.
Kemenangan Milan: Kilau di Tengah Celah
Milan menunjukkan mental juara dengan bangkit dari ketertinggalan melawan Bologna. Riccardo Orsolini membawa Bologna unggul pada menit ke-49 melalui umpan Jens Odgaard. San Siro sempat hening, tetapi Milan bangkit. Pelatih Sergio Conceicao memasukkan Gimenez pada menit ke-65, dan keputusan ini mengubah permainan. Gimenez menyamakan skor pada menit ke-73, memanfaatkan umpan Pulisic. Enam menit kemudian, Pulisic mencetak gol kedua setelah kerja sama dengan Samuel Chukwueze dan Joao Felix. Di injury time, Gimenez memastikan kemenangan dengan gol keduanya, berkat assist Chukwueze.
Kemenangan ini membawa Milan ke posisi kedelapan klasemen Serie A dengan 60 poin, dua poin di bawah Bologna. Empat kemenangan beruntun, termasuk kemenangan 3-0 atas Inter di semifinal Coppa Italia, menunjukkan tren positif. Namun, Capello, mantan pelatih Milan, melihat kelemahan besar. “Milan, bahkan saat menang, kebobolan banyak peluang dan hanya bermain selama 20 menit,” katanya, seperti dikutip MilanNews.
Kritik Capello: Pertahanan Rapuh dan Inkonsistensi
Capello menyoroti inkonsistensi Milan dalam menguasai pertandingan. Menurutnya, Rossoneri hanya tampil dominan dalam periode singkat, sekitar 20 menit, dan sering memberikan ruang bagi lawan. Dalam laga melawan Bologna, Milan memang kesulitan di babak pertama. Pressing ketat Bologna membuat lini tengah Milan, yang diisi Ruben Loftus-Cheek dan Ismael Bennacer, kehilangan ritme. Gol Orsolini memperlihatkan celah di lini belakang, meski Mike Maignan melakukan penyelamatan krusial di menit ke-90.
“Milan tidak bisa diprediksi. Apakah mereka akan bermain sempurna atau hanya 20 menit?” ujar Capello. Ia juga menyinggung kekecewaan atas hasil musim ini. “Dengan pengeluaran mereka, gagal lolos Liga Champions dan posisi saat ini mengecewakan,” tambahnya. Capello sebelumnya memuji fondasi skuad Milan, menyoroti tujuh pemain kunci seperti Maignan, Gimenez, dan Felix yang layak dipertahankan. Namun, ia menegaskan tim ini butuh dua hingga tiga pemain top untuk bersaing di level tertinggi.
Performa Pemain: Gimenez Bersinar, Lini Belakang Dipertanyakan
Gimenez menjadi bintang dengan dua golnya, mendapat rating 8 dari SempreMilan. Pulisic (rating 7) dan Chukwueze (rating 7.5) juga tampil apik, dengan Chukwueze mencatatkan dua assist. Maignan (rating 7.5) menjaga gawang dengan penyelamatan penting. Namun, lini belakang, termasuk Fikayo Tomori dan Malick Thiaw (keduanya rating 6.5), mendapat sorotan. Capello menilai Milan terlalu mudah kebobolan peluang, seperti saat Orsolini lolos dari kawalan.
Conceicao mengakui kelemahan timnya. “Babak pertama buruk. Kami gagal menemukan ruang melawan pressing Bologna,” katanya kepada Sky Sport Italia. Perubahan taktik ke formasi 4-4-2 di babak kedua, dengan Gimenez dan Felix sebagai penyerang, membawa perubahan. “Pemain pengganti memberikan dampak besar. Itu semangat yang saya suka,” tambahnya.
Modal Jelang Final Coppa Italia
Kemenangan ini menjadi persiapan ideal untuk final Coppa Italia melawan Bologna di Stadion Olimpico, Roma. Milan punya keunggulan psikologis setelah mengalahkan Bologna di Serie A. Felix, yang mengirim pesan semangat kepada suporter, siap memimpin lini serang. “Kami akan berjuang habis-habisan di final,” tulisnya di Instagram klub. Trofi Coppa Italia, terakhir diraih Milan pada 2003, akan mengamankan tiket Europa League musim depan.
Namun, kritik Capello menjadi peringatan. Bologna, yang mencapai semifinal Liga Champions musim ini, bukan lawan sembarangan. Pelatih Vincenzo Italiano akan memperbaiki kesalahan timnya, terutama setelah kehilangan fokus di San Siro. Conceicao menegaskan timnya harus lebih konsisten. “Final adalah laga berbeda. Kami harus belajar dari laga ini,” katanya.
Tantangan Milan ke Depan
Capello juga menyentil pengeluaran Milan di bursa transfer. “Dengan investasi mereka, hasilnya belum sepadan,” katanya. Milan mendatangkan pemain seperti Kyle Walker, Gimenez, dan Felix, tetapi gagal lolos Liga Champions menimbulkan kekecewaan. Capello menyarankan klub fokus pada dua hingga tiga pemain top ketimbang revolusi besar. Nama seperti Luis Diaz dan Miguel Gutierrez sedang dikaitkan dengan Milan untuk musim depan.
Suporter Milan tetap optimistis. San Siro bergemuruh saat kemenangan atas Bologna, dan Stadion Olimpico akan dipenuhi Milanisti. Felix, Gimenez, dan Pulisic diharapkan membawa magis di final. Namun, Capello mengingatkan: konsistensi dan pertahanan yang kokoh akan menentukan sukses Milan. Akankah Rossoneri membungkam kritik dan mengangkat trofi? Roma menanti jawabannya.
Sumber: MilanNews.it