Ariedo Braida: De Bruyne dan Lukaku Akan Saya Bawa ke AC Milan

Ariedo Braida

Fans Milanisti – Musim panas 2025 menjadi momen refleksi bagi AC Milan, terutama setelah pernyataan Ariedo Braida, mantan direktur olahraga klub, yang mengungkapkan keinginannya membawa Kevin De Bruyne dan Romelu Lukaku ke San Siro. Dalam wawancara di Radio Kiss Kiss Napoli, Braida memuji De Bruyne sebagai “fenomena” dan mengaku telah memantau kedua pemain Belgia ini sejak masih muda. Kini, duo ini bergabung dengan Napoli, menjadi ancaman besar bagi Milan di Serie A. Pernyataan Braida memicu diskusi di kalangan penggemar tentang peluang yang terlewat dan ambisi Rossoneri di bawah Massimiliano Allegri.

Pernyataan Braida: De Bruyne dan Lukaku Impian Milan

Ariedo Braida, yang dikenal sebagai arsitek sukses Milan era 1980-an hingga 2000-an, berbagi cerita tentang pengalamannya memantau De Bruyne dan Lukaku saat masih bermain di Belgia. “Kevin De Bruyne bagi saya adalah fenomena, prototipe gelandang ideal. Dia bisa melakukan segalanya,” ujar Braida. “Saya bertemu dengannya saat masih sangat muda di Belgia, dan dia langsung memukau saya. Saya juga akan membawa Lukaku ke Milan, tetapi De Bruyne adalah favorit saya.”

Bacaan Lainnya

Braida menyesalkan bahwa Milan tidak berhasil mengamankan keduanya, yang kini menjadi pilar Napoli di bawah Antonio Conte. De Bruyne, yang bergabung dengan Napoli secara gratis dari Manchester City, dan Lukaku, yang telah terbukti sebagai penyerang tajam, membentuk duet mengerikan di Serie A. Komentar Braida memicu spekulasi tentang apa yang bisa terjadi jika Milan merekrut mereka lebih awal.

De Bruyne dan Lukaku di Napoli: Ancaman Nyata

Kevin De Bruyne, berusia 34 tahun, tiba di Napoli pada musim panas 2025 setelah kontraknya dengan Manchester City berakhir. Performa gemilangnya di timnas Belgia, termasuk gol kemenangan 4-3 melawan Wales, menunjukkan bahwa ia tetap jadi gelandang kelas dunia. Dengan akurasi passing 90,1% dan 2,1 umpan kunci per laga di Premier League musim lalu, De Bruyne membawa kreativitas dan pengalaman juara, termasuk gelar Liga Champions 2023. Di Napoli, ia diharapkan mengatur permainan bersama Scott McTominay, dengan Conte memanfaatkan fleksibilitasnya sebagai playmaker atau gelandang tengah.

Romelu Lukaku, yang juga pernah bermain di Inter Milan, kembali ke Serie A dengan Napoli dan langsung menunjukkan ketajamannya. Ia mencetak gol penalti dalam laga Belgia vs. Wales, menegaskan chemistry-nya dengan De Bruyne. Mantan pelatih Belgia Georges Leekens memuji hubungan mereka, menyatakan, “Lukaku tahu persis ke mana harus bergerak saat De Bruyne menguasai bola.” Duet ini dianggap sebagai salah satu kunci Napoli untuk mempertahankan gelar Serie A dan bersaing di Liga Champions.

Mengapa Milan Melewatkan Peluang?

Braida, yang kini tidak lagi di Milan, mengungkapkan bahwa ia telah merekomendasikan De Bruyne dan Lukaku saat keduanya masih muda, namun keputusan transfer tidak sepenuhnya berada di tangannya. Milan era 2010-an menghadapi keterbatasan finansial dan perubahan manajemen, yang menyebabkan klub kehilangan banyak target besar. Kini, dengan Igli Tare sebagai direktur olahraga dan Allegri di kursi pelatih, Milan berupaya membangun skuad kompetitif, tetapi ketinggalan merekrut bintang seperti De Bruyne dan Lukaku menjadi penyesalan bagi penggemar.

Milan saat ini fokus pada target seperti Luka Modric, Javi Guerra, dan Ardon Jashari untuk memperkuat lini tengah, serta Guela Doué untuk bek kanan. Namun, ketidakhadiran pemain sekaliber De Bruyne membuat beberapa penggemar di X mempertanyakan strategi transfer klub. Seorang pengguna menulis, “Braida tahu De Bruyne adalah permata, kenapa Milan selalu terlambat?”

Tantangan Milan di Serie A

Kehadiran De Bruyne dan Lukaku di Napoli memperkuat posisi Partenopei sebagai favorit juara Serie A 2025/26. Napoli, yang meraih scudetto musim lalu, juga diperkuat oleh Scott McTominay dan potensi kedatangan Lorenzo Lucca sebagai cadangan Lukaku. Milan, di sisi lain, masih berjuang untuk menyeimbangkan anggaran sambil mengejar target seperti Darwin Nunez dan Modric. Persaingan dengan Napoli, Inter, dan Juventus akan menjadi ujian berat bagi Allegri, terutama dengan ancaman duet De Bruyne-Lukaku.

Ambrosini, dalam wawancara terpisah, menegaskan bahwa pemain berpengalaman seperti Modric bisa membantu Milan bersaing, tetapi Napoli dengan De Bruyne memiliki keunggulan kreativitas di lini tengah. Milan perlu memaksimalkan pemain seperti Rafael Leao, Santiago Gimenez, dan Youssouf Fofana untuk menyaingi kekuatan Napoli.

Reaksi Penggemar dan Spekulasi

Pernyataan Braida memicu diskusi sengit di kalangan penggemar Milan. Di X, banyak yang menyayangkan peluang terlewat untuk merekrut De Bruyne dan Lukaku. “Bayangkan De Bruyne mengatur serangan untuk Leao dan Gimenez,” tulis seorang penggemar. Namun, ada juga optimisme bahwa Milan bisa mengejar ketertinggalan dengan strategi Allegri dan Tare. Penggemar Napoli, sebaliknya, merayakan kedatangan De Bruyne, dengan beberapa menyebutnya sebagai “kudeta terbesar Conte.”

Spekulasi juga muncul tentang bagaimana Milan bisa menutup celah dengan Napoli. Beberapa penggemar menyarankan fokus pada talenta muda seperti Jashari atau Ricci, sementara yang lain berharap Modric membawa dampak serupa dengan De Bruyne di San Siro.

Kesimpulan

Pernyataan Ariedo Braida tentang De Bruyne dan Lukaku menyoroti peluang besar yang terlewat oleh AC Milan. Kini, duo Belgia ini menjadi ancaman nyata di Napoli, memperkuat rivalitas di Serie A. Milan, di bawah Allegri dan Tare, harus bekerja keras untuk membangun skuad yang bisa menyaingi Napoli, dengan fokus pada penguatan lini tengah dan serangan. Jendela transfer musim panas 2025 akan menjadi penentu apakah Rossoneri mampu bangkit dan mengejar ketertinggalan dari rival seperti Napoli.

Info Lainnya: Berita Transfer Milan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *