Adrien Rabiot: ‘Tak Paham’ Kenapa Diusir Marseille, Kini Bahagia di Milan

Adrien Rabiot

Fans Milanisti – Adrien Rabiot akhirnya buka suara soal kepergiannya dari Olympique Marseille, menyebutnya sebagai “pengkhianatan” setelah perkelahian di ruang ganti dengan Jonathan Rowe. Dalam wawancara dengan Le Figaro dan RTL, gelandang Prancis ini bilang tak paham kenapa diusir, tapi kini bahagia bersama AC Milan di Serie A. Rabiot, yang cetak gol untuk Prancis di UEFA Nations League di San Siro, puji dukungan fans Marseille dan Milan. Artikel ini mengulas komentar Rabiot, konteks kepindahannya, dan perannya di Rossoneri.

Kekecewaan di Marseille: ‘Pengkhianatan’

Rabiot, yang gabung Marseille dari Juventus pada 2024, diusir musim panas 2025 setelah perkelahian dengan Rowe, yang kini main di Bologna. Marseille tuduh Rabiot langgar kode etik klub, tapi ia bantah: “Saya tak paham, jadi tak bisa jelaskan apa yang terjadi. Yang penting, rekan tim tahu kebenarannya, fans OM juga dukung saya, saya terima banyak pesan dari mereka.” Ia tambah: “Saya tak ingin tambah bahan bakar. Yang penting orang tak bohong soal saya. Saya tak pernah ultra-violent, saya selalu komitmen dan hormat.”

Bacaan Lainnya

Rabiot bilang ia “sangat bahagia” di Marseille dan bantu klub lolos Liga Champions, tapi akhirnya pahit: “Itu miskomunikasi, semacam pengkhianatan. Saya senang jalani pengalaman itu, tapi kini bahagia di Milan.” Perkelahian dengan Rowe bikin keduanya pindah ke Italia, dengan Rabiot ke San Siro.

Bahagia di Milan, Bangga dengan Karier

Kembali ke Serie A setelah lima tahun di Juventus (2020-2025, 119 laga, 6 gol), Rabiot bangga: “Saya sangat bangga wakili klub besar di Prancis, PSG dan Marseille, dan di Italia, Juventus dan Milan.” Di Milan, ia jadi pilar lini tengah bersama Luka Modric dan Youssouf Fofana, dominasi duel dan recovery. Lawan Juventus (0-0, 5 Oktober 2025), ia “marah” karena gagal menang, tapi tunjukkan semangat melawan eks klubnya. Rabiot bilang: “Saya bahagia di Milan, fans dan tim luar biasa.”

Peran di Milan dan Ambisi Scudetto

Milan, puncak klasemen dengan W4 D1 L1 (9 gol, 3 kebobolan), punya pertahanan terbaik Eropa (0,23 xG kebobolan per laga). Rabiot, yang cetak gol pembuka untuk Prancis lawan Italia (17 November 2024) di San Siro, bawa energi ke tim Massimiliano Allegri. Dengan Christian Pulisic (4 gol, 2 assist) dan Modric, ia incar Scudetto. Jeda internasional, di mana Rabiot bela Prancis lawan Azerbaijan (10 Oktober) dan Islandia (13 Oktober), beri waktu tingkatkan ketajaman setelah imbang lawan Juventus.

Rabiot kecewa dengan Marseille, tapi kini fokus bawa Milan juara. Akankah ia jadi kunci Scudetto? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar dan ikuti artikel terkait tentang AC Milan untuk kabar terbaru!

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *