AC Milan Gagal Gaet Granit Xhaka Yang Hijrah ke Neom SC

Granit Xhaka

Fans Milanisti – Kabar mengejutkan dari bursa transfer! Granit Xhaka, gelandang Bayer Leverkusen, telah sepakat bergabung dengan Neom SC dari Arab Saudi seharga Rp277,5 miliar (€15 juta), menolak minat dari AC Milan dan Fenerbahce. Sebagai contoh, Xhaka, yang sebelumnya dikaitkan erat dengan Milan, memilih kontrak tiga tahun dengan gaji Rp185 miliar (€10 juta) per tahun hingga 2028. Selain itu, keputusan ini membuat pelatih Leverkusen, Erik ten Hag, kehilangan salah satu pemain kunci. Oleh karena itu, Milan harus mencari alternatif untuk memperkuat lini tengah di musim 2025/26. Meski begitu, langkah Xhaka ke Saudi mengejutkan banyak pihak. Dengan demikian, fans Milan kini menanti langkah Igli Tare untuk mengisi kekosongan.

Profil Granit Xhaka: Gelandang Berpengalaman dari Leverkusen

Granit Xhaka, berusia 32 tahun, adalah gelandang tangguh yang memimpin Leverkusen meraih gelar Bundesliga 2023/24 tanpa kekalahan. Sebagai contoh, ia mencetak 2 gol dan 7 assist dalam 33 laga Bundesliga musim 2024/25, menunjukkan peran pentingnya sebagai jembatan antara pertahanan dan serangan. Selain itu, Xhaka, yang memiliki 137 caps untuk Swiss, dikenal akan kepemimpinan dan kemampuan passing-nya. Oleh karena itu, Milan awalnya melihatnya sebagai pelengkap ideal untuk Luka Modric dan Samuele Ricci. Meski begitu, usianya dan biaya transfer membuat Milan ragu. Dengan demikian, kepindahan Xhaka ke Neom SC mengakhiri spekulasi tentang masa depannya di Eropa.

Bacaan Lainnya

Kepindahan ke Neom SC: Pilihan Mengejutkan

Xhaka telah mencapai kesepakatan verbal dengan Neom SC, klub ambisius dari Saudi Pro League. Sebagai contoh, transfer senilai Rp277,5 miliar (€15 juta) disepakati dengan Leverkusen, dengan kontrak hingga 2028 yang menawarkan gaji Rp185 miliar (€10 juta) per tahun. Selain itu, keputusan ini datang setelah Xhaka menolak tawaran dari Fenerbahce, yang mengadakan beberapa panggilan dengan agennya dalam 72 jam terakhir. Oleh karena itu, langkah ini mengejutkan, mengingat Xhaka sempat menyatakan minat untuk bermain di Serie A bersama Milan atau Juventus. Meski begitu, daya tarik finansial Saudi tampaknya menjadi faktor utama. Dengan demikian, Xhaka memilih petualangan baru di luar Eropa.

Penolakan terhadap Milan dan Fenerbahce

Milan sempat berada di posisi terdepan untuk merekrut Xhaka. Sebagai contoh, mereka menawarkan Rp185 miliar (€10 juta) plus bonus, dan ayah Xhaka mengonfirmasi minat klub tersebut. Selain itu, Xhaka dilaporkan telah memberikan lampu hijau untuk pindah ke Serie A. Namun, Leverkusen awalnya mematok harga Rp740 miliar (€40 juta), yang dianggap terlalu tinggi oleh Milan. Oleh karena itu, ketidakpuasan Xhaka dengan pendekatan pelatih baru Leverkusen, Erik ten Hag, yang baru menghubunginya tiga minggu setelah pengangkatannya, mendorongnya mempertimbangkan opsi lain. Meski begitu, ia akhirnya memilih Neom SC ketimbang Milan atau Fenerbahce. Dengan demikian, Milan harus mencari target baru.

Konteks Transfer Milan: Cari Gelandang Alternatif

Milan sedang merombak skuad setelah musim 2024/25 yang sulit. Sebagai contoh, penjualan Theo Hernandez (Rp462 miliar/€25 juta) dan Tijjani Reijnders (Rp1,295 triliun/€70 juta) mendanai perekrutan seperti Modric (gratis, gaji Rp64,75 miliar/€3,5 juta), Ricci (Rp462 miliar/€25 juta), dan upaya untuk Ardon Jashari (Rp703–740 miliar/€38–40 juta). Selain itu, Tare menargetkan bek seperti Giorgio Scalvini (tawaran Rp277,5 miliar/€15 juta plus Malick Thiaw), Guéla Doué (tawaran Rp333 miliar/€18 juta), dan Fran García (Rp370–462 miliar/€20–25 juta). Oleh karena itu, kegagalan mendapatkan Xhaka mendorong Milan untuk mengejar gelandang seperti Javi Guerra, meski tawaran Rp296 miliar (€16 juta) ditolak Valencia. Meski begitu, Milan memiliki talenta muda seperti Andrea Di Siena. Dengan demikian, Tare harus kreatif untuk memperkuat lini tengah.

Tantangan dan Dampak untuk Milan

Kepindahan Xhaka ke Neom SC meninggalkan Milan tanpa gelandang berpengalaman yang diincar. Sebagai contoh, Xhaka diharapkan melengkapi Modric dan Ricci dengan kepemimpinannya. Selain itu, kegagalan ini menambah tekanan setelah Milan gagal merekrut Archie Brown (ke Fenerbahce, Rp148–185 miliar/€8–10 juta) dan Scalvini (kalah bersaing dengan Napoli). Oleh karena itu, Allegri mungkin akan mengandalkan Di Siena atau Petrone dari Primavera untuk cadangan. Meski begitu, Milan masih mengejar striker seperti Nicolas Jackson dari Chelsea untuk memperkuat serangan. Dengan demikian, Tare harus cepat bergerak sebelum bursa transfer ditutup.

Peran Allegri dan Tare dalam Bursa Transfer

Allegri dan Tare berupaya membangun skuad kompetitif. Sebagai contoh, Allegri ingin gelandang berpengalaman seperti Xhaka untuk mendampingi Modric, tetapi kini harus mencari alternatif. Selain itu, Tare, yang fokus pada “Italianisasi,” memprioritaskan talenta muda seperti Di Siena sambil mengejar pemain seperti Jashari dan Guerra. Oleh karena itu, kegagalan mendapatkan Xhaka mendorong Tare untuk mempercepat negosiasi dengan klub lain. Meski begitu, anggaran terbatas setelah pengeluaran besar jadi tantangan. Dengan demikian, keberhasilan Milan di bursa transfer bergantung pada strategi Tare.

Kesimpulan

Granit Xhaka memilih bergabung dengan Neom SC seharga Rp277,5 miliar (€15 juta), menolak AC Milan dan Fenerbahce. Sebagai contoh, keputusan ini mengejutkan setelah ia sempat setuju pindah ke Milan. Selain itu, Milan kini harus mencari gelandang alternatif untuk mendampingi Modric dan Ricci. Oleh karena itu, Tare dan Allegri perlu bergerak cepat di bursa transfer. Meski begitu, daya tarik finansial Saudi terbukti sulit dilawan. Dengan demikian, fans Milan menanti langkah berikutnya untuk memperkuat skuad menuju musim 2025/26.

Berita Milan: Berita Transfer Milan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *