Bayangkan San Siro berguncang saat Antonio Cassano, legenda pemberontak, menyerang Massimiliano Allegri! MilanNews.it mengutip Cassano yang menentang keras Allegri jadi pelatih AC Milan, mengungkit keputusan kontroversialnya memainkan Mark van Bommel ketimbang Andrea Pirlo. Di tengah musim 2024/25 yang kelam, pernyataan ini bikin fans Indonesia di kafe nobar berdebat sengit. Akankah Allegri tetap jadi kandidat, atau Cassano ubah opini Rossoneri?
Musim Kelam 2024/25: Milan di Ujung Krisis
Musim 2024/25 jadi luka mendalam bagi Milan. Finis ketujuh di Serie A, mereka gagal lolos ke kompetisi Eropa. Kekalahan 1-0 dari Bristol City di final Coppa Italia bikin fans Indonesia, yang setia nobar di Jakarta atau Bali, menahan tangis. Trofi Supercoppa Italiana tak cukup hapus duka, dengan Milan hanya menang 12 dari 38 laga liga, terburuk sejak 2014/15.
Bagi fans Indonesia, musim ini seperti Persija ambyar di Liga 1: penuh harap, tapi hancur. Tekanan pada pelatih Sergio Conceição memuncak, dengan formasi 3-4-3-nya gagal maksimalkan Rafael Leão dan Christian Pulisic. Cassano, di podcast Viva el Futbol, sebut Milan butuh pelatih dengan visi jelas, bukan Allegri yang ia kritik keras. Oleh karena itu, pernyataannya jadi bahan bakar diskusi. Akibatnya, manajemen Milan hadapi tekanan besar untuk pilih pelatih baru.
Cassano vs. Allegri: Kritik Pedas dari Sang Bad Boy
Antonio Cassano tak pernah takut bicara blak-blakan. Di Viva el Futbol, ia bilang, “Allegri? Semua mau, tapi tak ada yang ambil!” Ia sindir keputusan Allegri saat latih Milan pada 2010-2014, lebih pilih Van Bommel, gelandang bertahan keras, ketimbang maestro Andrea Pirlo. “Saat saya ke Milan, Allegri mainkan Van Bommel, bukan Pirlo!” ujarnya, bikin fans Indonesia teringat rivalitas legenda lokal seperti Persib vs. Persija.
Cassano anggap gaya Allegri kuno, tak cocok untuk Milan yang butuh sepak bola menyerang. Ia bahkan sarankan Stanislav Lobotka kabur jika Allegri latih Napoli, menunjukkan ketidakpercayaannya pada taktik Allegri. Bagi fans Indonesia, yang kenal Cassano sebagai “enfant terrible,” kritik ini seperti pelatih lokal sindir rival: pedas, tapi penuh makna. Meski begitu, beberapa fans setuju Allegri punya pengalaman, tapi lainnya khawatir gaya defensifnya bikin bosan. Dengan demikian, Cassano sukses bikin perdebatan sengit.
Allegri di Milan: Nostalgia atau Kesalahan Lama?
Massimiliano Allegri bukan nama asing di San Siro. Ia bawa Milan juara Serie A 2011, dengan Zlatan Ibrahimović sebagai bintang. Tapi, Cassano ingatkan sisi gelap era itu: keputusan taktis seperti prioritaskan Van Bommel atas Pirlo bikin tim kurang atraktif. Fans Indonesia, yang rindu Milan era Kaka, khawatir Allegri ulangi gaya “parkir bus” yang ia terapkan di Juventus, dengan 5 Scudetto tapi sering dikritik membosankan.
Namun, pendukung Allegri bilang pengalamannya cocok untuk krisis Milan. Ia tahu tekanan San Siro dan pernah kelola bintang besar. Di X, fans Indonesia terbagi: ada yang sebut Allegri “juru selamat,” tapi lainnya setuju dengan Cassano, inginkan pelatih seperti Roberto De Zerbi yang lebih menyerang. Oleh karena itu, spekulasi Allegri jadi pisau bermata dua. Akibatnya, manajemen harus dengar suara fans sebelum putuskan.
Conceição: Pelatih yang Terpojok
Sergio Conceição kini di ujung tanduk. Formasi 3-4-3-nya gagal, dengan Leão (8 gol, 10 assist) dan Pulisic sering mati kutu. Milan kebobolan 42 gol di Serie A, menunjukkan rapuhnya pertahanan. Fans Indonesia, yang diskusi di grup WhatsApp, sebut taktik Conceição “bikin ngantuk,” mirip pelatih lokal yang gagal di turnamen besar. Kemenangan 2-0 atas Monza tak cukup selamatkan posisinya.
Cassano tak sebut Conceição, tapi kritiknya pada Allegri jadi sinyal Milan butuh pelatih baru. Pramusim 2025 di Australia, Singapura, dan Hong Kong jadi ujian terakhir Conceição. Jika gagal, Allegri atau nama lain seperti De Zerbi bisa ambil alih. Meski begitu, transisi pelatih di tengah krisis berisiko. Dengan demikian, Conceição harus buktikan diri atau minggir. Akibatnya, fans Indonesia menanti keputusan krusial.
Igli Tare: Penentu Arah Baru Milan
Igli Tare, direktur olahraga baru, jadi harapan di tengah badai. Dengan pengalaman di Lazio, Tare dikenal jago rekrut pemain seperti Sergej Milinković-Savić. MilanNews.it sebut ia sedang evaluasi skuad untuk pramusim, dengan fokus perkuat lini belakang, mungkin via Gianluca Mancini. Tare juga harus putuskan nasib Leão dan Tijjani Reijnders, yang diincar klub Inggris.
Bagi fans Indonesia, Tare seperti manajer klub Liga 1 yang bangun ulang tim pasca musim buruk. Ia harus pilih pelatih yang sejalan dengan visinya: Allegri yang berpengalaman atau pelatih menyerang seperti De Zerbi, seperti disinggung Cassano. Anggaran terbatas tanpa dana Eropa bikin tugasnya sulit. Oleh karena itu, keputusan Tare akan bentuk masa depan Milan. Akibatnya, fans menanti gebrakan besar.
Fans Indonesia: Antara Dukung Cassano dan Nostalgia Allegri
Fans Milan di Indonesia terpecah usai pernyataan Cassano. Di X, banyak dukung kritiknya, sebut Allegri “ketinggalan zaman” dan inginkan pelatih modern. Video highlight Pirlo di era Milan viral di TikTok, dengan fans sebut Cassano “bicara jujur.” Tapi, ada pula yang rindu Scudetto 2011 bersama Allegri, seperti nostalgia Persib era Djadjang Nurdjaman.
Diskusi di kafe nobar Jakarta atau Surabaya ramai. Beberapa fans bilang, “Cassano benar, Milan butuh tiki-taka!” Tapi lainnya yakin Allegri bisa atasi krisis. Emosi fans Indonesia, yang setia begadang, tunjukkan cinta besar pada Rossoneri. Meski begitu, mereka sepakat Milan harus pilih pelatih yang bikin San Siro bergairah. Dengan demikian, suara Cassano bikin fans berpikir ulang.
Alternatif Pelatih: De Zerbi atau Conte?
Cassano tak sebut nama pengganti, tapi sindirannya soal gaya Allegri arahkan perhatian ke pelatih menyerang. Corriere della Sera via SempreMilan sebut Roberto De Zerbi jadi kandidat, dengan gaya sepak bola dominan yang cocok untuk Leão dan Pulisic. Antonio Conte, yang sukses di Napoli, juga disebut sebagai opsi “jaminan menang.” Fans Indonesia, yang suka gaya agresif, lebih condong ke De Zerbi.
Namun, Conte punya pengalaman di klub besar, mirip Allegri. Bagi fans Indonesia, ini seperti pilih pelatih Timnas: pengalaman atau inovasi? De Zerbi lebih murah, tapi Conte tawarkan hasil cepat. Oleh karena itu, manajemen Milan hadapi dilema besar. Akibatnya, Cassano mungkin pengaruhi keputusan ke arah pelatih modern.
Kesimpulan: Cassano Nyalakan Api, Milan Pilih Apa?
Antonio Cassano bikin gempar dengan tolak Allegri ke Milan, mengutip blunder Van Bommel-Pirlo, menurut MilanNews.it. Kritiknya jadi cermin krisis Rossoneri di musim 2024/25. Untuk fans Indonesia, yang setia nobar dan diskusi di X, ini momen pilih jalan baru. Bisakah Milan dengar Cassano dan pilih pelatih yang bikin San Siro hidup lagi?
Sumber:
MilanNews.it