Milan Kalah 3-1 dari Roma Rossoneri Tersingkir dari Eropa

AC Milan

AC Milan menelan kekalahan 3-1 dari AS Roma di Stadion Olimpico pada 18 Mei 2025, dalam laga pekan ke-37 Serie A. MilanNews.it melaporkan Roma unggul melalui gol Gianluca Mancini, Joao Felix, dan Matias Soulé, sementara Santiago Gimenez mencetak gol hiburan untuk Milan. Kartu merah kontroversial untuk Gimenez memicu kemarahan, dengan pelatih Sergio Conceicao menyebut keputusan VAR “memalukan.” Dengan kekalahan ini, Milan dipastikan absen dari kompetisi Eropa 2025/26. Oleh karena itu, musim penuh kekecewaan ini mempercepat transisi ke era Maurizio Sarri. Bisakah Rossoneri bangkit dari keterpurukan?

Kekalahan di Olimpico: Roma Mendominasi

MilanNews.it menyebut Roma membuka keunggulan cepat melalui sundulan Mancini pada menit ke-3, memanfaatkan sepak pojok. Joao Felix menggandakan skor pada menit ke-39 dengan tendangan akurat, menurut Football-Italia.net. Gol ketiga Roma datang dari Soulé di babak kedua, menyelesaikan serangan balik. Akibatnya, Milan kesulitan menembus pertahanan Roma yang dipimpin Evan Ndicka.

Bacaan Lainnya

Selain itu, SempreMilan melaporkan Milan hanya mampu membalas melalui Gimenez, yang memanfaatkan umpan Rafael Leao. Posting di X dari @SiaranBolaLive menyebut Roma “permak” Milan dengan permainan kolektif di bawah Claudio Ranieri. Meski begitu, Milan menunjukkan semangat di babak pertama, tetapi kehilangan momentum setelah kartu merah. Dengan demikian, Roma mengunci kemenangan 3-1 dan menjaga peluang finis empat besar.

Kartu Merah Gimenez: Kontroversi VAR

Kartu merah untuk Santiago Gimenez menjadi sorotan utama. MilanNews.it melaporkan wasit mengusir Gimenez karena pelanggaran terhadap Zeki Çelik, tetapi Conceicao menyebut keputusan VAR “tidak konsisten.” Football-Italia.net mencatat Milan marah karena pelanggaran serupa oleh pemain Roma tidak dihukum. Posting di X dari @footballitalia menyebut insiden ini memperlihatkan “inkonsistensi jelas” dalam penggunaan VAR. Oleh karena itu, keputusan ini mengubah jalannya pertandingan.

Selain itu, SempreMilan menyebut kartu merah melemahkan Milan, yang bermain dengan 10 orang sejak menit ke-60. Gazzetta dello Sport melaporkan protes Milan berfokus pada kurangnya tinjauan ulang yang adil. Meski begitu, Conceicao tetap memuji “semangat tim” meskipun kalah. Akibatnya, kontroversi ini memicu debat tentang standar wasit di Serie A.

Dampak Kekalahan: Milan Tersingkir dari Eropa

Kekalahan ini menghapus peluang Milan untuk kompetisi Eropa. MilanNews.it mengonfirmasi posisi kedelapan Milan, dengan satu laga tersisa, tidak cukup untuk kualifikasi Conference League. Football-Italia.net menyebut absennya Milan dari Eropa 2025/26 akan berdampak finansial, dengan kerugian €78 juta diperparah tanpa pendapatan turnamen. Posting di X dari @SerieA_Lawas menegaskan Milan “sedang dinaungi awan hitam.” Dengan demikian, musim ini menjadi salah satu yang terburuk dalam sejarah klub.

Selain itu, SempreMilan melaporkan kekalahan ini meningkatkan tekanan pada manajemen Gerry Cardinale. Posting di X dari @MilanPosts menyebut fans khawatir kehilangan bintang seperti Tijjani Reijnders, yang diincar Manchester City. Meski begitu, Rafael Leao dan Christian Pulisic tetap menjadi harapan, menurut MilanNews.it. Akibatnya, Milan harus merancang ulang strategi untuk musim depan.

Conceicao: Pertahankan Positif di Tengah Kritik

Sergio Conceicao tetap mencari sisi positif. MilanNews.it mengutip Conceicao, yang mengatakan, “Ada hal positif meski kami kalah.” Football-Italia.net mencatat ia memuji kerja keras pemain seperti Leao dan Alex Jimenez, yang menggantikan Theo Hernandez. Posting di X dari @Rossonerosemper menyebut Conceicao “berusaha menjaga moral” jelang akhir masa jabatannya. Oleh karena itu, fokusnya adalah mempersiapkan tim untuk transisi.

Selain itu, SempreMilan melaporkan Conceicao menyoroti inkonsistensi wasit sebagai faktor kekalahan, tetapi menolak menyalahkan pemain. Corriere dello Sport menyebut laga ini sebagai “cerminan” perjuangan Milan musim ini. Meski begitu, Conceicao menegaskan perlunya “belajar dari kegagalan.” Dengan demikian, ia berusaha menutup musim dengan optimisme meski di bawah tekanan.

Transisi ke Sarri: Revolusi Menanti

Milan bersiap untuk era baru di bawah Maurizio Sarri. MilanNews.it mengonfirmasi Sarri akan mengambil alih pada Juni 2025 dengan kontrak dua tahun. Football-Italia.net menyebut Sarri akan menerapkan gaya 4-3-3, dengan fokus pada talenta seperti Jimenez dan Yunus Musah. SempreMilan melaporkan Milan mengincar Jean-Philippe Mateta dan Cristhian Mosquera untuk memperkuat skuad. Akibatnya, revolusi ini akan mengubah wajah tim.

Selain itu, Corriere della Sera mencatat potensi penjualan Theo Hernandez dan Mike Maignan, yang kontraknya habis pada 2026. Posting di X dari @MilanWorldForum menyebut kepergian bintang bisa “menghancurkan” tim, tetapi Sarri diharapkan membawa stabilitas. Meski begitu, manajemen harus menangani protes suporter, dengan spanduk Curva Sud “Solo per la maglia” menargetkan Cardinale. Oleh karena itu, musim panas akan menentukan arah Milan.

Reaksi Suporter: Frustrasi dan Harapan

Suporter Milan muak dengan kegagalan. MilanNews.it melaporkan protes di Milanello, dengan spanduk “Save AC Milan, RedBird out” mencerminkan kemarahan terhadap Cardinale. Posting di X dari @MilanEye menyebut fans kecewa dengan “verdetto memalukan” di Olimpico. Meski begitu, beberapa mendukung Sarri sebagai “angin segar,” menurut @Rossonerosemper di X. Dengan demikian, Milanisti menuntut perubahan drastis.

Selain itu, SempreMilan mencatat suporter memuji Jimenez dan Leao, tetapi khawatir kehilangan pemain kunci. Football-Italia.net menyebut Zvonimir Boban mendukung kembalinya Paolo Maldini untuk menenangkan fans. Akibatnya, manajemen harus bertindak cepat untuk meredakan ketegangan. Oleh karena itu, laga terakhir melawan Monza menjadi simbol harapan untuk menutup musim dengan martabat.

Menatap Masa Depan: Satu Laga, Satu Harapan

Kekalahan 3-1 dari Roma menutup peluang Eropa dan menyoroti kelemahan Milan. MilanNews.it menegaskan kontroversi VAR dan performa buruk mencerminkan musim yang gagal. Namun, semangat Jimenez dan gol Gimenez menunjukkan potensi untuk era Sarri. Posting di X dari @MilanTMN menyerukan fans mendukung tim di laga terakhir, menyebutnya “kesempatan untuk kebanggaan.”

Dengan Monza sebagai penutup musim, Milan memiliki satu peluang untuk menghibur Milanisti. SempreMilan menyebut Sarri akan memulai tur musim panas di Asia untuk membentuk skuad baru. Bisakah Rossoneri menutup musim dengan optimisme dan membangun fondasi baru? Lapangan akan memberikan jawaban.

Sumber: MilanNews.it

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *