AC Milan Wajib Juara Coppa Italia Amankan Tiket Europa League

Berita Terbaru AC Milan

AC Milan bersiap menghadapi Bologna di final Coppa Italia pada 14 Mei 2025 di Stadion Olimpico, Roma. Kemenangan akan mengakhiri puasa trofi di kompetisi ini sejak 2003 dan mengamankan tiket Europa League. Namun, editorial MilanNews menegaskan bahwa trofi ini tidak akan menyelamatkan musim yang mengecewakan. Posisi kesembilan di Serie A dan kegagalan lolos Liga Champions menuntut kejelasan proyek teknis. Selain itu, Milan harus mempertahankan bintang seperti Theo Hernandez dan Tijjani Reijnders dari incaran klub lain.

Final Coppa Italia: Trofi untuk Menyelamatkan Muka

Milan tiba di Roma dengan semangat tinggi setelah kemenangan 3-1 atas Bologna di Serie A. Santiago Gimenez mencetak dua gol, dan Christian Pulisic menambah satu gol. Joao Felix, dengan assistnya, memanaskan final dengan pesan di Instagram: “Sampai jumpa di Roma, Milanisti!” Kemenangan ini krusial untuk mengembalikan kepercayaan suporter. Stadion Olimpico akan dipenuhi Milanisti yang mendambakan trofi.

Bacaan Lainnya

Namun, editorial MilanNews menyoroti bahwa Coppa Italia bukan penutup musim yang ideal. Milan hanya memenangkan 12 dari 36 laga Serie A. Posisi kesembilan, delapan poin di bawah zona Liga Champions, jauh dari ekspektasi. Oleh karena itu, trofi ini hanya akan menjadi “plester” untuk musim yang penuh kekecewaan. Zlatan Ibrahimovic, penasihat senior, menegaskan tim harus menang, tetapi proyek jangka panjang lebih penting.

Musim yang Mengecewakan: Kritik pada Proyek Teknis

Milan memulai musim dengan ambisi besar setelah investasi di bursa transfer. Pemain seperti Kyle Walker, Gimenez, dan Felix bergabung untuk memperkuat skuad. Namun, hasil tidak sepadan. Fabio Capello mengkritik Milan karena hanya bermain efektif selama 20 menit per laga. Kegagalan lolos Liga Champions memperburuk situasi, memicu keraguan tentang arah klub di bawah RedBird.

Editorial menuntut kejelasan proyek teknis dari Giorgio Furlani dan Geoffrey Moncada. Pergantian pelatih dari Paulo Fonseca ke Sergio Conceicao membawa Supercoppa Italiana, tetapi inkonsistensi tetap ada. Rumor tentang Cesc Fabregas sebagai pengganti Conceicao menambah ketidakpastian. Oleh karena itu, Milan harus mendefinisikan visi: apakah fokus pada pelatih muda atau berpengalaman? Suporter menanti jawaban konkret.

Ancaman Kehilangan Bintang: Giu le Mani dai Big!

Bursa transfer musim panas menjadi ancaman besar bagi Milan. Theo Hernandez menarik minat Real Madrid, yang menawarkan gaji lebih tinggi. Tijjani Reijnders menjadi incaran Manchester City, dengan valuasi di atas 57 juta pound. Mike Maignan, meski dekat dengan perpanjangan kontrak, sempat dikaitkan dengan Bayern Munich. Editorial menegaskan: “Giu le mani dai big!” Milan harus mempertahankan pilar ini untuk bersaing.

Hernandez, dengan 14 gol dan 26 assist sejak 2019, adalah jantung sisi kiri. Reijnders, dengan 14 gol musim ini, menjadi dinamo lini tengah. Maignan, dengan penyelamatan krusial melawan Bologna, tak tergantikan di gawang. Kehilangan salah satu dari mereka akan melemahkan skuad. Oleh karena itu, Furlani harus menolak tawaran besar dan menawarkan kontrak kompetitif.

Milan juga memantau pemain seperti David Hancko dan Luis Diaz. Namun, editorial memperingatkan bahwa mendatangkan bintang baru tanpa mempertahankan pilar utama sia-sia. Ibrahimovic, yang aktif dalam negosiasi transfer, harus memastikan skuad tetap utuh. Kemenangan Coppa Italia bisa meningkatkan daya tarik klub bagi pemain top.

Conceicao di Ujung Tanduk

Conceicao menghadapi tekanan besar di final ini. Ia membawa Milan ke final Coppa Italia dan memenangkan Supercoppa Italiana. Namun, posisi kesembilan di Serie A memicu kritik. Kontraknya memiliki klausul pemberhentian, dan Fabregas dengan dukungan keluarga Ancelotti, disebut sebagai kandidat pengganti. Kemenangan di Roma bisa memperkuat posisinya, tetapi editorial menilai musim ini tetap gagal tanpa perbaikan di Serie A.

Conceicao menunjukkan kecerdikan taktis melawan Bologna. Ia mengubah formasi ke 4-4-2, memasukkan Gimenez, dan membalikkan keadaan. Namun, ia harus membuktikan konsistensi di final. Bologna, dengan Riccardo Orsolini dan Lewis Ferguson, bukan lawan mudah. Oleh karena itu, Conceicao perlu memaksimalkan Felix, Gimenez, dan Pulisic untuk mengatasi taktik Vincenzo Italiano.

Formasi dan Strategi Milan

Milan kemungkinan menggunakan formasi 3-4-2-1, dengan ballottaggio antara Malick Thiaw dan Matteo Gabbia di lini belakang. Gimenez bersaing dengan Luka Jovic untuk posisi penyerang utama. Felix dan Pulisic akan mendukung dari belakang, sementara Reijnders dan Hernandez menjadi motor permainan. Maignan, dengan rating 7.5 melawan Bologna, siap menjaga gawang.

Formasi Probable Milan (3-4-2-1): Maignan; Tomori, Thiaw/Gabbia, Pavlovic; Jimenez, Loftus-Cheek, Reijnders, Hernandez; Pulisic, Felix; Gimenez/Jovic.
Pelatih: Sergio Conceicao.
Absen: Leao (skors), Bondo (cedera).
Berpeluang: Fofana, Sottil.

Conceicao memilih rotasi minimal untuk menjaga ritme. Ia fokus memperbaiki babak pertama, yang buruk di laga sebelumnya. Oleh karena itu, latihan di Trigoria pada Selasa menjadi kunci untuk menyempurnakan strategi.

Harapan Suporter dan Masa Depan Milan

Suporter Milan menunjukkan antusiasme besar. Mereka memadati San Siro saat kemenangan 3-1 atas Bologna. Kini, Milanisti bersiap mengisi Stadion Olimpico untuk mendukung tim. Kemenangan akan memperkuat kepercayaan diri menuju Supercoppa Italiana 2025/26. Namun, editorial menegaskan bahwa trofi ini tidak cukup tanpa perbaikan struktural.

Milan harus menjawab pertanyaan besar: bagaimana membangun skuad kompetitif tanpa menjual bintang? Renovasi San Siro, yang dimulai pada 2026, menjanjikan fasilitas modern. Namun, tanpa Liga Champions, daya tarik klub bisa melemah. Oleh karena itu, Furlani dan Moncada harus menetapkan proyek teknis yang jelas, mulai dari pelatih hingga transfer.

Langkah Menuju Trofi dan Stabilitas

Milan wajib memenangkan Coppa Italia untuk menyelamatkan muka. Trofi ini akan memberikan dorongan moral dan finansial. Namun, musim ini tetap gagal tanpa kejelasan proyek teknis. Milan harus mempertahankan Hernandez, Reijnders, dan Maignan sambil membangun skuad yang konsisten. Akankah Rossoneri bangkit di Roma dan membuktikan diri? San Siro menanti jawaban di lapangan dan di luar lapangan.

Sumber: MilanNews.it

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *