AC Milan dan Inter Milan dua raksasa sepak bola Italia, berbagi stadion San Siro dan rivalitas sengit bernama Derby della Madonnina. Namun, keduanya berasal dari akar yang sama. Pecahnya kedua klub pada 1908 menjadi titik awal salah satu rivalitas terbesar di dunia sepak bola. Konflik ini berpusat pada kebijakan pemain asing, yang memicu perpecahan di dalam Milan Foot-Ball and Cricket Club, cikal bakal AC Milan. Peristiwa ini tidak hanya melahirkan Inter Milan, tetapi juga membentuk identitas dan filosofi berbeda antara Rossoneri dan Nerazzurri.
Pada 16 Desember 1899, Herbert Kilpin, ekspatriat Inggris, mendirikan Milan Foot-Ball and Cricket Club. Klub ini memilih warna merah-hitam untuk seragam, melambangkan semangat api dan ketakutan lawan. Milan meraih gelar liga Italia pertama pada 1901, mengakhiri dominasi Genoa. Pada 1906 dan 1907, klub kembali menjuarai liga. Namun, pada 1908, ketegangan muncul di antara anggota klub. Sebagian pengurus ingin membatasi pemain asing, sementara yang lain mendukung inklusivitas. Perbedaan visi ini memicu perpecahan.
Konflik Kebijakan Pemain Asing
Pada awal abad ke-20, sepak bola Italia mulai berkembang. Milan Foot-Ball and Cricket Club, yang kini dikenal sebagai AC Milan, memiliki banyak pemain asing, terutama dari Inggris dan Swiss. Namun, gelombang nasionalisme di Italia mendorong beberapa anggota klub untuk membatasi pemain asing. Mereka ingin klub lebih mencerminkan identitas Italia. Sebaliknya, sekelompok anggota, termasuk seniman Giorgio Muggiani, bersikeras agar klub tetap terbuka untuk pemain internasional. Ketegangan ini mencapai puncak pada 9 Maret 1908.
Muggiani dan 43 anggota lainnya memisahkan diri dari Milan. Mereka mendirikan Football Club Internazionale Milano, atau Inter Milan. Nama “Internazionale” mencerminkan visi inklusif mereka. Inter memilih warna biru-hitam untuk seragam, kontras dengan merah-hitam Milan. Pada 18 Oktober 1908, kedua klub bertemu pertama kali di final Chiasso Cup di Swiss. Milan menang 2-1, menandai awal rivalitas sengit. Pertemuan resmi berikutnya pada Januari 1909 di kejuaraan Italia berakhir dengan kemenangan Milan 3-2. Rivalitas ini terus membara.
Identitas dan Filosofi yang Berbeda
Perpecahan 1908 membentuk identitas berbeda antara kedua klub. AC Milan, yang kemudian menjadi Associazione Calcio Milan, awalnya mempertahankan pendekatan konservatif dengan fokus pada talenta Italia. Namun, setelah era Silvio Berlusconi pada 1986, Milan menjadi klub global dengan bintang asing seperti Marco van Basten dan Ruud Gullit. Inter Milan, sejak awal, menonjolkan sifat internasional. Nama Nerazzurri (biru-hitam) mencerminkan keterbukaan mereka. Pemain seperti Giuseppe Meazza dan Ronaldo memperkuat citra Inter sebagai rumah bintang dunia.
Rivalitas kedua klub semakin panas pada 1926, saat liga nasional Italia resmi digelar. Derby della Madonnina, dinamakan dari patung Perawan Maria di Duomo Milan, menjadi ajang adu gengsi. Pada 1960-an, rivalitas mencapai puncak. Milan, dipimpin Gianni Rivera, memenangkan Piala Eropa 1963 dan 1969. Inter, di bawah Helenio Herrera, meraih gelar serupa pada 1964 dan 1965. Duel Rivera versus Sandro Mazzola menjadi simbol persaingan. Kedua klub juga bersaing di tim nasional Italia, sering kali menyebabkan rotasi pemain di laga internasional.
Duel di San Siro dan Dampak Global
Sejak 1947, Milan dan Inter berbagi Stadion San Siro, yang dimiliki Milan sejak 1926. Stadion berkapasitas 75.817 ini menjadi saksi ratusan Derby della Madonnina. Suporter Milan menduduki Curva Sud, sedangkan Inter di Curva Nord. Pembagian ini memperkuat identitas masing-masing. Derby ini bukan hanya soal trofi, tetapi juga gengsi kota Milan. Milan memenangkan tujuh Liga Champions, sedangkan Inter meraih tiga. Secara domestik, Milan mengoleksi 19 gelar Serie A, sama dengan Inter hingga 2022.
Perpecahan 1908 juga berdampak pada sepak bola modern. Milan dan Inter menjadi pelopor inklusivitas di Italia. Meski awalnya berbeda pendekatan, keduanya kini merekrut bintang global. Pada 2003, kedua klub bertemu di semifinal Liga Champions, dengan Milan menang. Inter membalas pada 2010 dengan meraih treble, termasuk Liga Champions. Derby terbaru pada April 2025 di Coppa Italia dimenangkan Milan 3-0, menunjukkan rivalitas tetap hidup.
Warisan Perpecahan 1908
Perpecahan 1908 melahirkan dua raksasa dengan identitas unik. Rossoneri Milan dikenal dengan keanggunan dan sejarah trofi Eropa. Nerazzurri Inter menonjol dengan semangat internasional dan kegigihan. Derby della Madonnina tetap menjadi salah satu laga paling dinanti di dunia. Total, kedua klub telah bertemu lebih dari 240 kali, dengan Inter unggul tipis (91 kemenangan berbanding 81 untuk Milan hingga 2025). Nama Rossoneri dan Nerazzurri kini jadi legenda, mengabadikan warisan Kilpin dan Muggiani.