Fans Milanisti – AC Milan menunjukkan transformasi defensif luar biasa di awal musim 2025/2026 di bawah asuhan Massimiliano Allegri. Menurut La Gazzetta dello Sport, Rossoneri kini dianggap sebagai “tim paling solid di Eropa” berdasarkan statistik pertahanan. Artikel ini mengulas angka-angka yang mendukung klaim ini dan bagaimana Allegri membentuk pertahanan kokoh Milan.
Perbandingan dengan Musim Lalu
Musim lalu, di bawah Paulo Fonseca, Milan kesulitan di lini belakang. Setelah tiga pertandingan, mereka kebobolan total 53 tembakan dengan rata-rata Expected Goals (xG) lawan sebesar 1,79 per laga—angka yang membuat kemenangan sulit diraih. Namun, musim ini, perubahan drastis terlihat. Dalam tiga laga (melawan Cremonese, Lecce, dan Bologna), Milan hanya kebobolan 16 tembakan dengan xG rata-rata 0,23 per laga. Ini menunjukkan organisasi taktis yang jauh lebih baik.
Milan Teratas di Eropa
La Gazzetta dello Sport menyebut Milan sebagai tim dengan pertahanan terbaik di lima liga utama Eropa (Premier League, La Liga, Serie A, Bundesliga, Ligue 1) pada awal musim 2025/2026. Dari 98 tim, tidak ada yang mendekati statistik Milan:
-
Tembakan ke Gawang: Milan hanya kebobolan 16 tembakan, dibandingkan St. Pauli (23 tembakan) di Bundesliga sebagai peringkat kedua.
-
Expected Goals (xG): Milan mencatatkan 0,23 xG per laga, jauh di bawah Nantes (0,46) dan Athletic Bilbao (0,50). Bahkan Newcastle dan Bayern Munich kalah dalam perbandingan ini.
Data ini menunjukkan bahwa tim-tim lain di Eropa memberikan peluang mencetak gol setidaknya dua kali lebih banyak dibandingkan Milan. Pertandingan melawan Bologna, di mana lawan tidak mencatatkan satu pun tembakan tepat sasaran, menjadi bukti soliditas pertahanan Rossoneri.
Peran Allegri dalam Transformasi
Kedatangan Allegri membawa perubahan besar. Formasi 3-5-1-1 yang digunakan melawan Bologna, dengan trio bek Fikayo Tomori, Matteo Gabbia, dan Strahinja Pavlovic, terbukti efektif. Adrien Rabiot, Luka Modric, dan Youssouf Fofana di lini tengah memberikan perlindungan ekstra, sementara wing-back seperti Alexis Saelemaekers dan Pervis Estupinan membantu menutup ruang. Mike Maignan, meski cedera di laga Bologna, dan penggantinya Pietro Terracciano, jarang diuji berkat organisasi tim yang rapi.
Tantangan ke Depan
Meski angka ini mengesankan, beberapa penggemar di kolom komentar menyoroti bahwa lawan Milan sejauh ini—Cremonese, Lecce, dan Bologna—bukan tim papan atas seperti Inter atau Juventus. Laga melawan Udinese, Napoli, dan Juventus akan menjadi ujian sesungguhnya. Selain itu, lini serang Milan, terutama Santiago Gimenez, perlu lebih tajam untuk memanfaatkan soliditas pertahanan ini.
Transformasi defensif AC Milan di bawah Allegri menempatkan mereka sebagai tim paling sulit ditembus di Eropa. Dengan San Siro sebagai benteng dan rencana stadion baru di cakrawala, akankah Milan mempertahankan tren ini? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar dan ikuti artikel terkait tentang AC Milan untuk kabar terbaru!