San Siro Sepi Tanpa Curva Sud, Fans Milan Protes Represi

San Siro

Fans Milanisti – Atmosfer San Siro terasa hampa saat AC Milan mengalahkan Bari 2-0 di babak 64 besar Coppa Italia pada 18 Agustus 2025. Absennya Curva Sud, akibat aturan represif dari otoritas dan klub, membuat stadion kehilangan semangat khasnya. Selain itu, larangan striscioni dan daftar hitam suporter memicu kemarahan fans. Oleh karena itu, banyak yang menyebut San Siro kini seperti “teater” tanpa jiwa. Meskipun tim menang berkat gol Rafael Leao dan Christian Pulisic, atmosfer sepi merugikan pemain dan pelatih. Dengan demikian, Milanisti menuntut kembalinya semangat tifo di musim 2025/26.

Curva Sud Absen, Atmosfer Hampa

Curva Sud, jantungan tifo Milan, absen karena aturan ketat yang melarang aktivitas suporter terorganisir. “San Siro tanpa Curva seperti gereja sunyi,” tulis seorang pengamat. Selain itu, larangan striscioni dan daftar hitam suporter membuat tribun kehilangan warna. Oleh karena itu, 65.000 penonton hanya bersorak saat gol Leao (14’) dan Pulisic (48’). Meskipun demikian, atmosfer sepi mengecewakan fans yang mengharapkan pengalaman bersejarah. Dengan demikian, San Siro kehilangan identitasnya sebagai benteng tifo Italia.

Bacaan Lainnya

Represi Otoritas dan Klub

Otoritas Italia memberlakukan daftar hitam suporter, yang diterapkan Milan melalui surat kepada individu tertentu. Selain itu, klub mengancam sanksi berat, termasuk potensi pengawasan ketat, untuk menegakkan aturan. Oleh karena itu, fans menilai kebijakan ini merusak jiwa tifo. Meskipun demikian, Milan beralasan bahwa aturan ini menjaga keamanan stadion. Namun, kehadiran suporter dengan jersey klub asing seperti PSG di Curva Sud memicu kritik. Dengan demikian, kebijakan ini memicu perdebatan sengit di kalangan Milanisti.

Dampak pada Tim dan Pelatih

Absennya Curva Sud melemahkan dukungan untuk tim Massimiliano Allegri. Selain itu, pemain seperti Luka Modric, yang debut dengan apik, kehilangan atmosfer panas San Siro. Oleh karena itu, fans khawatir performa tim akan terpengaruh tanpa semangat tribun. Meskipun Milan mendominasi dengan 62% penguasaan bola dan 12 tembakan, suasana hampa terasa. Dengan demikian, Allegri dan pemain harus bekerja lebih keras untuk menjaga motivasi. Oleh karena itu, kembalinya tifo menjadi krusial menjelang laga Cremonese.

Suara Fans dan Protes

Penggemar Milan menyuarakan kekecewaan di media sosial, menyebut San Siro “teater tanpa jiwa”. “Tanpa Curva, kami bukan Milan,” tulis seorang pendukung. Selain itu, mereka menuntut otoritas mencabut larangan striscioni dan daftar hitam. Oleh karena itu, beberapa fans menyerukan aksi protes damai di laga berikutnya. Meskipun demikian, sebagian kecil mendukung aturan demi keamanan. Dengan demikian, Milanisti berharap klub mendengarkan aspirasi mereka.

Fokus ke Cremonese

Milan kini mempersiapkan laga Serie A melawan Cremonese pada 24 Agustus. Selain itu, cedera betis Leao menambah tekanan, dengan pemeriksaan medis dijadwalkan hari ini. Oleh karena itu, Allegri mengandalkan Modric, Jashari, dan Pulisic untuk menjaga performa. Meskipun demikian, atmosfer San Siro yang sepi menjadi tantangan tambahan. Fans berharap Curva Sud kembali bersorak untuk menginspirasi tim. Dengan demikian, Milan bertekad memulai Serie A dengan kemenangan.

Kesimpulan

San Siro kehilangan semangat tanpa Curva Sud di laga Milan vs Bari, akibat aturan represif. Fans mengecam kebijakan yang meredam tifo dan atmosfer stadion. Selain itu, absennya Curva melemahkan dukungan untuk Allegri dan pemain. Oleh karena itu, Milanisti menuntut kembalinya jiwa San Siro. Meskipun tim menang 2-0, suasana hampa menjadi perhatian. Dengan demikian, Rossoneri menghadapi Cremonese dengan tantangan besar di luar lapangan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *